BALIKPAPAN, BERITAHUta.com—Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut H.M. Jafar Sukhairi Nasution mengenakan ampu Mandailing saat menerima penghargaan bidang kesehatan di titik nol Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), belum lama ini.
Bukan hanya memakai ampu, Jafar Sukhairi juga melilitkan kain khas Tapanuli Selatan warna merah pada bagian pinggang. Kemasan fashion adat itu membuat penampilan bupati terlihat menawan dibanding kepala daerah lainnya yang hadir pada acara tersebut.
Penampilan bupati makin mencuri perhatian mereka yang hadir pada acara itu lantaran Ketua TP-PKK Madina Ny. Eli Mahrani Jafar Sukhairi mengenakan batik motif Mandailing. Motif yang dikenakan ini pastilah beda dengan corak dan motif batik nasional, atau yang akrab disebut motif Jawa.
Tak hanya Eli Mahrani, Kepala Dinas Kesehatan Madina Faisal Situmorang dan rombongan pemkab setempat lainnya juga mengenakan batik motif Mandailing.
Owner Gallery Narisya Batik Motif Mandailing Masniari menyebutkan blus tunik dan kemeja yang dipakai ketua TP-PKK Madina dan rombongan pada acara penerimaan Sertifikat Eliminasi Malaria dari Kementerian Kesehatan RI dalam rangka Hari Malaria Sedunia (HMS) 2023 beberapa hari lalu merupakan batik tulis bermotif Mandailing.
“Alhamdulillah, secara tak langsung ibu bupati serta rombongan telah mempromosikan batik motif Mandailing pada acara di titik nol IKN tersebut,” katanya, Sabtu (17-6-2023).
Masniari menjelaskan, motif batik Mandailing yang dipakai Ny. Eli Mahrani dan rombongan adalah batik tulis asli. “Motif batik itu merupakan hasil kreasi ibu bupati.”Setelah motifnya dicoret-coret ibu bupati, baru kami produksi melalui tangan-tangan pengrajin yang ahli. Batik itu semakin menarik disebabkan bahannya menggunakan kain mori dobi, kesannya lebih mewah,” katanya.
Bebas Endemik
Faisal mengatakan Madina yang dulunya dikenal daerah endemik malaria, kini dinobatkan sebagai daerah yang bebas malaria setelah dinyatakan lolos eliminasi dari Kementerian Kesehatan RI.
“Akhirnya Madina mendapat kelulusan uji petik eliminasi malaria melalui perjuangan panjang. Terima kasih kepada pak bupati dan ibu wakil bupati dan seluruh lintas sektoral atas dukungannya,” kata Faisal.
Untuk menuju Indonesia Bebas Malaria 2030, lanjutnya, pemerintah pusat telah menyusun strategi sebagai upaya mengeliminasi penyakit tersebut. Saat ini belum semua kabupaten/kota yang dinyatakan memenuhi syarat.
Pada tahun ini, yakni 2023, Kemenkes hanya menetapkan lima provinsi dan 30 kabupaten/kota yang berhak penghargaan tersebut, salah menerima penghargaan, termasuk Madina.
“Saya yakin kita semua turut bangga Mandailing Natal lolos eliminasi pemeriksaan Tim Assessment Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan Sumut,” katanya.
“Kabupaten kita memang dulunya endemik malaria. Pada 2017 lalu pernah di salah satu kecamatan kita dilabeli garis merah karena terdapat 91 kasus. Semenjak itu jadi hal yang menakutkan bagi orang-orang yang mau datang ke sini,” kata Faisal. (*)
Editor: Akhir Matondang