BERBAGI
BERADAB--Masyarakat Madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Kata madani berasal dari bahasa Arab yang artinya civil atau civilized (beradab). (foto ilustrasi: istimewa)

BERITAHUta.com—Masyarakat Madani (civil society) yang tergabung dalam FMMB menggelar talk show di Hotel Abara Panyabungan, pada Minggu (10/9). Kegiatan ini dalam rangka HUT ke-20 Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Talk show yang akan digelar FMMB (Forum Mandailing Maju dan Bermartabat) bertema: Refleksi dan Rekomendasi 20 Tahun Madina. Sejumlah elemen masyarakat yang dinilai peduli terhadap kemajuan Madina diundang mengikuti kegiatan ini.

Sebagai pembicara dalam talkshow ini, yaitu: H. Pandapotan Nasution, SH., salah satu pelopor pembentukan Kabupaten Mandailing Natal, Dr. Sakban Lubis (STAIN Madina), Fahrizal Efendi Nasution dan Burhanuddin Siregar (anggota DPRD Sumut periode 2014-2019).

Selain itu,  H. Mahmudin Pasaribu (MUI Madina), Dr. Amarullah Nasution (tokoh pendidikan dan ketua Yayasan Universitas Kepulauan Riau), Askolani Nasution (budayawan Mandailing), dan  M. Amin Nasution (LBH).

Ketua Panitia Talk Show Muhammad Yasir Pasaribu mengatakan semua kabupaten memiliki masalah yang hampir sama. Mulai dimensi pembangunan manusia,  infrastruktur, pemerintahan dan keuangan daerah, serta dimensi lainnya.

“Setiap persoalan butuh langkah konkrit serta beragam terobosan untuk menyelesaikannya,” kata Yasir, didampingi Andi Hakim Matondang dan Abdul Basid Nasution, masing-masing sebagai sekretaris dan bendahara panitia.

Dia berharap kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan kebersamaan dan kekompakan antarkelompok masyarakat untuk melahirkan ide, gagasan hingga solusi dalam menjawab aneka tantangan yang dihadapi Madina pada era sekarang dan masa mendatang.

“Masa depan adalah peluang penting untuk mengubah kondisi yang tidak baik pada era sekarang dan masa-masa yang lalu. Tentu,  sebagai upaya meraih masa depan lebih cemerlang,” ujar Yasir.

Dia menjelaskan, FMMB adalah sebuah wadah bersifat ad hoc guna menampung kerjasama antarkelompok civil society, kaum intelektual, akademisi, pengusaha, kelompok pemuda dan komponen masyarakat lain yang peduli terhadap perkembangan dan kemajuan Madina.

Muara Sakti Lubis, mewakili unsur pembina forum ini, berpendapat masalah infrastruktur Madina sangat perlu menjadi perhatian. Perlu ada terobosan-terobosan untuk menyelesaikan persoalan yang ada pada masa sekarang dan masa mendatang.

“Bencana banjir yang berulang hampir setiap tahun. Masalah sampah dan limbah. Ketersediaan sumber-sumber energi yang lebih beragam dan ramah lingkungan sesuai potensi dimiliki Madina,” katanya.

Ahmad Yani Lubis, mahasiswa master candidate of Wageningen University the Netherlands, Belanda,  menilai rangkaian kegiatan HUT ke-20 Madina baru sebatas formal. “Agenda yang dibuat pihak Pemkab Madina dalam memeriahkan HUT hanya sekadar acara-acara formal, seperti hiburan masyarakat,” katanya ketika dihubungi melalui Whatsapp, pada Jumat (8/3).

Menurut dia, panitia HUT seharusnya bisa mengambil salah satu segmen dengan memperkenalkan program unggulan yang dibuat pemkab untuk masyarakat pada tahun berjalan, misalnya program unggulan 2019.

Bisa juga program inovasi yang nantinya menjadi leading buat program inovasi untuk dapat diimplementasikan daerah lain.

Kelompok civil society dan perguruan yang tergabung dalam FMMB antara lain terdiri:  Batang Pungkut Green Conservation (BGPC), Biro Bantuan Hukum Universitas Islam Sumatera Utara (BBH UISU), Yayasan Rumah Konstitusi Indonesia (YRKI), dan LBH Al Amin.

Menurut Yasir, konfirmasi kehadiran dan informasi lainnya bisa menghubungi panitia di handphone: 0852-0607-5308 / 0823-6955-26525. (tim-01)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here