TAMBANGAN, BERITAHUta.com—Teror harimau Sumatera (Panthera tigris Sumatera) di sekitar Desa Rao-Rao Dolok, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut kian menakutkan warga setempat. Sudah beberapa hari ini mereka tidak ke kebun lantaran dihantui rasa was-was.
Apalagi sejumlah warga Rao-Rao Dolok mengaku mendengar binatang tersebut mengaum pada, Selasa (14/11/2023), sekitar pukul 03.00. “Bukan hanya saya, banyak warga mendengar suara mengaum sekitar tujuh kali,” ujar seorang warga kepada media ini, Selasa (14/11/2023) malam.
Kepala Desa Rao-Rao Dolok Batara Lubis juga mengatakan ia sudah mendengar pengakuan sejumlah warga yang mendengar auman yang diduga suara harimau pada Selasa jelang subuh.
“Ada memang warga mengaku mendengar auman seperti suara harimau. Itulah sebabnya, sudah beberapa hari ini warga tidak berani ke kebun,” katanya.
Tak hanya itu, warga Desa Tambangan Pasoman, Kecamatan Tambangan, yang secara geografis berbatasan dengan Rao-Rao Dolok, juga mengaku melihat langsung seekor harimau sebesar anak sapi pada, Selasa (14/11/2023), sekitar pukul 07.00.
Pagi itu dia hendak ke ladang melihat hasil deresan kebun karetnya. Akibat dihantui rasa takut, sembari gemeteran dia memutuskan pulang lagi menuju perkampungan penduduk.
Cerita mengenai hal ini pun cepat menyebar di tengah masyarakat. Apalagi, ada informasi sekitar tujuh polisi yang hendak menyisir keberadaan ladang ganja dari perbukitan sekitar Desa Tambangan Tonga—juga Kecamatan Tambangan–menuju tor Sihite, Banjar Lancar, Panyabungan Timur, Madina beberapa hari lalu sempat melihat seekor harimau di kawasan hutan yang dilalui.
Itulah sebabnya, saat ini warga tidak berani ke kebun. Sedihnya, saat ini di wilayah sana sedang musim durian dan manggis. “Mau apalagi. Untuk saat ini warga tak berani ke kebun,” ujar Batara Lubis.
Ia menyebutkan, direncanakan Rabu (15/11/2023), pihak BKSDA (Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam), bersama koramil, masyarakat, dan pihak-pihak terkait bakal coba melakukan pengusiran harimau tersebut ke arah hutan.
Jika dilihat lokasi kandang kambing yang beberapa hari lalu menjadi korban keganasan ‘si raja hutan’, termasuk jejak kaki, posisi binatang tersebut diduga tak terlalu, hanya berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman penduduk.
Seperti diberitakan media ini, dalam beberapa hari terakhir, warga Tambangan dihantui rasa takut atas kehadiran harimau di beberapa kebun warga.
Tak hanya mendengar auman, melihat fisik langsung dan jejak kaki, binatang itu telah memangsa tiga ekor kambing milik warga Rao-Rao Dolok.
Hal serupa terjadi di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan. Dua ekor kambing miliki Amir Hasan (72), ditemukan mati mengenaskan di kandang yang diduga korban keganasan binatang berbelang tersebut. (*)
Editor: Akhir Matondang