TEKA-TEKI keberadaan Mansyur Maturidi belum jelas. Dugaan sementara, pemuda asal Desa Roburan Lombang, Kecamatan Panyabungan Selatan, Mandailing Natal (Madina), Sumut ini merupakan korban penipuan.
Ada beberapa alasan menguatkan dugaan itu, antara lain: pihak keluarga mengaku tidak pernah memberikan izin secara tertulis terhadap Mansyur untuk berangkat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
Padahal sesuai ketentuan, mereka yang hendak menjadi TKI harus ada surat keterangan izin suami atau istri—bagi yang sudah menikah, izin orang tua, atau izin wali yang diketahui kepala desa atau lurah sesuai domisili KTP (Kartu Tanda Penduduk).
Soal paspor, berdasarkan penulusuran media ini, saat berangkat menuju Thailand Mansyur diduga tidak memiliki visa kerja, ia hanya bermodal paspor kunjungan biasa.
Paling mencolok, akun facebook yang menjadi informasi awal bagi Mansyur mengenai lowongan pekerjaan di Thailand diduga bodong alias palsu.
Ada beberapa akun facebook yang sempat nimbrung chatting terkait loker (lowongan kerja) tersebut, namun sepertinya saat ini tidak ada lagi yang aktif. Pun tak tampak jejak digital aktivitas facebook mereka. Yaitu akun inisial: RSH, MW, dan MAD.
Sebenarnya Syahmuddin Nasution (64), ayah Mansyur, sudah punya pirasat tak baik tentang rencana anaknya yang hendak berangkat kerja ke luar negeri. Demikian juga sang ibu, Khoiriyah (42).

Dua hari sebelum take-off di Soekarno Hatta, Jakarta, yakni pada, Minggu (21/6/2024), Syahmuddin sudah mengingatkan agar si anak mengurungkan niat berangkat kerja ke Thailand lantaran khawatir menjadi korban penipuan pihak-pihak tertentu.
“Anggo ningroangku ayah nangkon ko marangkat, iming-iming dei sude dabo. Bahat do alak na kehe tu Thailand, gajina godang ngana dong na mulak. Anta naget gadison dohomu tu sodun. Anggo naso dong do karejomu (di Jakarta), lengananma ho mulak tu kampung, adong do ison karejo, bope na i kobun,” sebutnya melalui chatting WhatsApp.
Kalimat tersebut kira-kira bermakna Syahmuddin sebenarnya melarang Mansyur berangkat ke Thailand. Bahkan, dikatakan sudah banyak orang pergi kerja ke negara itu dengan iming-iming gaji besar, tapi sebagian di antara mereka tidak bisa pulang.
Sang ayah bahkan menyebutkan kalau memang anaknya tak ada pekerjaan di Jakarta, lebih baik pulang ke kampung supaya mengurus kebun. Bahkan dia menyebutkan hendaknya Mansyur memikirkan lagi secara matang mengenai rencana keberangkatannya ke Thailand.
Mendengar itu, Mansyur meyakinkan ayahnya tidak bakal ada masalah. “Jadima ayah, aman dei. Naramaian do namarangkat i, ngana sada au. Namarangkat dohot au lima halak, na madung parjolo 10 halak. Sampai di sodun, aman do ningkalai. Denggan do karejo i. (Ya ayah. Yang berangkat ramai, bukan saya saja. Saya berangkat bersama lima orang lainnya. Sebelumnya 10 orang sudah berangkat. Kata mereka yang berangkat lebih dulu di sana baik-baik saja-red).
Lalu, sehari setelah berangkat ke Thailand, atau pada, Rabu (24/7/2024), Mansyur memberi tahu ayahnya dia sudah sampai di lokasi yang dituju dan menyebutkan besok, yakni: Kamis (25/7/2024), sudah mulai kerja. “Tagi do ison ayah, banyak kawan (Enak di sini ayah, banyak kawan-red).”
“Olo, denggan-denggan mardongan (ya, baik-baik berkawan),” jawab Syahmuddin.
Saat itu Syahmuddin tak lupa menanyakan apa sebetulnya pekerjaan di sana, “Marjagal (berdagang-red),” jawab Mansyur.
Meskipun tetap jadi pikiran, Syahmuddin tidak lagi menghubungi Mansyur lantaran khawatir menggangu pekerjaan anaknya. Baru pada, Kamis (8/8/2024), sekitar pukul 21.00, dia menanyakan apakah pemuda yang pernah sekolah sampai kelas tiga di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru itu sehat.
Pesan WhatsApp itu baru dibalas pukul 23.00. “Sehat ayah.”
Syahmuddin menanyakan kenapa belum tidur, Mansyur menyebutkan tidak bisa tidur. Tidak dijelaskan kenapa dia tidak bisa tidur.
Hanya saja ketika ditanya Syahmuddin apakah pekerjaan disana berat, “Oh, olo ayah,” tulis Mansyur.
Mungkin merasa salah jawab, berselang beberapa detik, dia mengirim pesan lagi: ”Inda (Tidak) ayah.”
Lalu Mansyur menutup pembicaraan karena katanya dia mau istirahat lantaran besok hendak kerja.
Pada, Senin (12/8/2024), tiga kali Syahmuddin menelpon Mansyur tapi tidak aktif. Namun, dengan pacar yang di Jakarta, mereka masih komunikasi pada, Selasa (13/8/2024). Sejak saat itu, tidak seorang keluarga atau orang-orang dekatnya bisa kontak dengan Mansyur.
Mansyur di Jakarta baru tiga bulan, sebelumnya dia bersama orangtuanya di Roboruan Lombang. Tiga bulan sebelum berangkat ke luar negeri, pemuda ini kerja di usaha loundry milik salah seorang familinya.
Seperti diberitakan Beritahuta.com, Mansyur berangkat ke Thailand, Selasa (23/7/2024). Berdasarkan E-boarding pass pesawat Air Asia yang didapat media ini, dia berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Don Mueang International Airport, Bangkok, pukul 06.30.
Sebelum hilang kontak, keberadaan Mansyur sempat terpantau melalui pencarian google map sedang berada di sekitar Khlong Nam Lai Waterfall, Provinsi Kamphaeng Phet dan Mueang Nakhon Sawan District, Provinsi Nakhon Sawan.
Belum jelas agen atau perusahaan yang membawa Mansyur ke Thailand. Kedua orang tua, keluarga, teman-teman dan pacar—asal Kecamatan Bukit Malintang, Madina tinggal di Jakarta– pun tidak diberi tahu. Itulah sebabnya informasi mengenai keberangkatan Mansyur menjadi TKI terkesan tertutup dan diduga ilegal.
Berita mengenai Mansyur hilang kontak sejak 37 hari lalu yang diterbitkan Beritahuta.com berjudul: Berangkat Kerja ke Thailand, Sudah 37 Hari TKI Asal Madina Hilang Kontak saat ini sedang viral. Dari jejak digital yang didapat diduga ia menjadi korban penipuan media sosial (medsos), yakni: facebook.
Tak jelas juga dari mana Mansyur dapat informasi mengenai perekrutan TKI ke Thailand. Dugaan sementara, dia tergiur setelah membaca postingan di facebook.
Berselang beberapa hari sebelum Mansyur mengurus paspor, akun facebook inisial RSK menulis dalam suatu unggahan seseorang: Kerja ke thailand minat gak bro jadi cs. (CS yang dimaksud diduga customer service–red)
Percakapan itu ditimpali pemilik akun insial MAD yang seolah-olah menanyakan Mansyur: minat bg.
Lalu, RSK membalas: inbox ja bro.
Sampai saat ini belum jelas apakah Mansyur mengenal RSK dan MAD atau hanya perkawanan melalui facebook saja.
Masih dalam penulusuran media ini, pada 29 Juni 2024, pemilik akun facebook berinisial MA menulis status mengenai lowongan kerja di Thailand yakni bagian marketing-customer service.
Dalam postingannya MA menulis: LOKER THAILAND DIBUTUHKAN Marketing-Customer Service, pengalaman/non pengalaman bisa, gaji 800$ setara Rp12,5 juta, off day 2 X sebulan, jam kerja 10 am-10 pm, makan 3X sehari, mes ¾ orang (AC, water heater, peralatan mandi, dll disiapkan), kontrak 1 tahun.
Selain itu dijelaskan, akomodasi: visa, WP, VIP line, tiket, dan hotel semua ditanggung perusahaan. Ready paspor/non paspor bisa dibuatkan asal serius kerja.
Salah satu pengguna facebook lainnya sempat berkomentar: CS judi online, awas hati-hati banyak yang udh terperangkap.
Selain CS, diduga akun lainnya yang terlibat percakapan di facebook tersebut tak menutup kemungkinan milik satu orang. Ini masih dugaan. (*)
Editor: Akhir Matondang