BERBAGI
Prof. Todung Mulya Lubis (foto: diskominfo)

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Ada tiga prioritas perhatian Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Mandailing Natal, Sumut dalam mempercepat pembangunan daerah sesuai hasil kunjungan Prof. Todung Mulya Lubis, ketua TP2D, di kabupaten ini dalam tiga hari terakhir.

Ketiga prioritas itu adalah peningkatan status STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN), realisasi Bandara Jenderal Besar AH Nasution di Bukit Malintang, dan pemanfaatan potensi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang dimiliki Madina\i.

Saat menyampaikan hasil kunjungannya selama dua hari di Madina, Todung mengatakan tiga prioritas itu segera mereka tindak lanjuti di Jakarta, sedangkan hal-hal lain masih perlu dipelajari lebih lanjut, termasuk soal pendanaannya.

Mantan duta besar (Dubes) Indonesia di Norwegia dan Islandia, itu menyebutkan pihaknya tidak ingin memberikan harapan berlebihan terhadap masyarakat terkait hal sesuatu yang bisa dilakukan TP2D. Namun dari pantauan di lapangan,  banyak data dan informasi sudah didapatkan.

Bupati Madina Jafar Sukhairi bersama Todung Mulya Lubis, dan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi. (foto: diskominfo)

“Banyak potensi yang bisa kita kembangkan. Kita akan lakukan semaksimal mungkin, tentu saja ada beberapa prioritas,” kata Todung saat menghadiri jamuan makan malam di Rumah Dinas Bupati Madina H.M. Jafar Sukhairi Nasution di Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Madina pada, Senin (20-3-2023).

BERITA TERKAIT  Hasil Rapat "Deadlock", Warga Sibanggor Julu Minta Aktivitas PT SMGP Dihentikan

Todung menyebutkan, ia telah berkomunikasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk membicarakan soal peningkatan status STAIN Madina menjadi UIN agar bisa lebih dipercepat. “Dalam waktu dekat kami bakal bertemu dengan Menteri Agama,” ujarnya.

Mengenai bandara, ia menegaskan kembali bakal selesai pada Desember 2023 dan diharapkan dapat beroperasi melayani penerbangan komersial pada triwulan pertama 2024, atau sekitar Maret 2024.

Sedangkan pembangnan RSUD Panyabungan di Panatapan dan Stadion Adam Malik, masih butuh waktu sebab ini terkait  dana dari APBN.

Todung mengatakan pembangunan RSUD Madina membutuhkan biaya sekitar Rp 220 miliar agar rumah sakit dapat berfungsi maksimal.

Jafar Sukhairi mengatakan Madina tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, terutama tokoh-tokoh perantau dimana pun berada.

BERITA TERKAIT  Asrama Putra Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Terbakar, Tak Ada Korban Jiwa

Setelah bandara di Malintang beroperasi, kata dia, target berikutnya adalah bagaimana supaya jamaah haji asal Madina dan Tabagsel bisa diberangkatkan melalui Bandara Jenderal Besar AH Nasution.

“Butuh dukungan dan doa kita semua agar cita-cita ini terwujud. Madina memungkinkan menjadi  embarkasi sendiri bersama kabupaten/kota yang ada di Tabagsel. Sehingga masyarakat tidak perlu repot lagi ke Medan dengan menempuh 12 jam perjalanan darat,” kata kepala daerah.

Dia meminta dukungan dan doa dari tokoh adat dan ulama untuk membantu percepatan pembangunan tersebut. “Kami mohon doa dari tokoh adat dan ulama, bagaimana Madina dapat mengejar ketertinggalan sehingga apa yang kita cita-citakan bersama dapat terwujud,” katanya.

Turut hadir pada makan malam itu antara lain: Wakil Bupati Atika Azmi Utammi, Ketua DPRD Erwin Efendi Lubis, Ketua TP PKK Ny. Eli Mahrani Jafar Sukhairi, tokoh adat, tokoh agama,  tokoh masyarakat, serta para pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkab Madina. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI