BERBAGI
TAUSIAH--Ustad Abdul Somad atau UAS saat tausiah dihadapan belasan ribu masyarakat Mandailing Natal (Madina), Sumut di halaman Masjid Agung Nur Alan Nur, Panyabungan pada, Jumat malam (16/12-2022). (foto: akhir matondang)

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Lautan masyarakat Mandailing Natal (Madina), Sumut, Jumat malam (16/12-2022), mendengarkan tausiah Ustad Abdul Somad (UAS) secara langsung di halaman parkir Masjid Agung Nur Alan Nur, Aek Godang, Panyabungan, Madina.

Biado halak kita sasudena,” kata UAS mengawali ceramahnya dihadapan belasan ribu warga Panyabungan dan sekitarnya.

Sontak saja, pertanyaan UAS berbahasa Mandailing disambut gemuruh tawa dan aplaus dari para jemaah yang datang dari berbagai kecamatan di Madina.

Lautan masyarakat memadati halaman Masjid Agung Nur Alan Nur Panyabungan menyaksikan tausiah UAS pada Jumat malam. (foto: akhir matondang)

Bupati Madina H. M. Ja’far Sukhairi Nasution bersama unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Madina juga tampak mengumbar senyum mendengar sang ustad menyapa masyarakat di daerah ini menggunakan bahasa Mandailing.

Dalam tausiahnya UAS menyebutkan Madina memiliki potensi luar biasa.  Ia menggambarkan, jika mata memandang ke kiri, ada kelapa sawit. Pandang kanan, pohon karet. Lihat ke depan, pohon pinang. Pandang ke belakang, pohon durian.

Tak hanya memiliki potensi ekonomi melimpah, menurut UAS Madina memiliki alam yang indah, dan air melimpah.

BERITA TERKAIT  Lagi, Koperasi Konsumen Mitra Manindo Salurkan Zakat terhadap Anggota dan Warga

“Ya Allah selamatkan anak muda kami ini Ya Allah,” ucap UAS berkali-kali terkait fenomena LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) yang belakangan ini kian marak.

Lebih lanjut dia menyebutkan, jika ada seorang bupati rajin puasa sunnah, salat dhuha, dan rajin baca yasin, itu bukanlah amal seorang bupati, tetapi amal anak-anak. Sebab, anak-anak pun bisa baca yasin, rajin puasa sunnah dan  biasa salat dhuha.

Amal seorang bupati atau kepala daerah adalah ketika dia bisa menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) untuk guru mengaji. “Itu yang tidak bisa dilakukan ibu-ibu. Tidak bisa dilakukan bapak-bapak, dan tak bisa dilakukan seorang ustad,” tegas UAS.

Karena itu, lanjutnya, “Selagi tanda tanganmu masih laku. Selagi kekuasaan ada di ujung jarimu, pakai jabatanmu untuk menolong penggali kubur dan penyelenggara jenazah.”

UAS menyampaikan tausiah secara berapi-api dan penuh semangat. (foto: akhir matondang)

“Darimana duitnya, dari APBD. Itu dilindungi undang-undang. Jangan pakai duit, kalau tidak ada payung hukumnya. Sebab kalau nanti ditangkap KPK, rakyat hanya menganga saja. Mudah-mudahan Allah melindungi kepala daerah yang saleh-saleh,” kata ustad bermarga Batubara tersebut.

BERITA TERKAIT  Pasca Raih Dukungan PKB dan PKS pada Pilkada Madina, Saifullah Incar Demokrat, Nasdem serta Golkar

Oleh sebab itu,  UAS berpesan jika sedang menjabat bupati, manfaatkan jabatan dengan baik. Sebab jabatan tak bakal lama,  paling lama dua periode. Itu pun banyak tak sampai karena ditangkap atau karena faktor umur.

“Bersyukur dengan jabatan, selagi dititipkan Allah. Guru fisika, matematika dan biologi sudah PNS (pegawai negeri sipil), tapi guru mengaji bagai kerakap tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau,” katanya.

Dikasihlah uang bantuan Rp100 ribu sebulan, lanjut UAS, tetapi dibayar enam bulan sekali. Padahal lewat seorang guru mengajilah ujung tombang perjuangan umat Islam.

“Guru mengaji merupakan ujung tombak pendidikan anak-anak kita yang diserang dengan narkoba, ganja, sabu-sabu, game online, seks online, internet dan lainnya,” kata ustad.

Karena itu, benteng terakhir adalah guru mengaji. Tetapi guru mengaji tak dapat perhatian. Mudah-mudahan Allah mengirmkan pemimpin-pemimpin yang peduli terhadap guru-guru mengaji.(*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here