BERBAGI
LUNASI UTANG--Lian Makmur Lubis didampingi Ketua Umum DPP Hima Lubis (kanan) menyerahkan modal usaha bagi Khalijah, warga Banjar Kobun, Panyabungan II, Panyabungan, Madina. Organisasi ini juga melunasi semua utang ibu tiga anak ini pada, Kamis petang (27-4-2023). (foto: ist)

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—DPP Hima Lubis menuntaskan persoalan utang yang membelit keluarga Siti Kholijah Lubis (39) pada, Kamis (28-4-2023). Organisasi ini juga memberikan modal usaha bagi ibu tiga anak warga Banjar Kobun, Kelurahan Panyabungan II, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut.

Dengan modal usaha ala kadarnya itu, diharapkan ekonomi keluarga Khalijah bisa bangkit dan ia tidak mengamen lagi bersama dua anaknya untuk mencari makan.

Pelunasan utang dilakukan Lian Makmur Lubis dari DPP Hima (Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Marga) Lubis pada Kamis sore (27-4-2023). Saat berkunjung ke rumah Khalijah di Banjar Kobun, ia didampingi Fajaruddin Lubis, ketua umum organisasi ini.

Dengan dilunasinya utang di tiga koperasi keliling, yakni masing-masing: Rp200 ribu, Rp300 ribu dan Rp500 ribu maka saat ini Kholijah tidak ada beban utang lagi yang menjerat ekonomi keluarganya.

“Utang tersebut terkenda diselesaikan pada dua hari sebelum Idul Fitri 1444 Hijriyah karena pihak koperasi sudah libur Lebaran. DPP Hima Lubis menginstruksikan agar semua utang kakak ini diselesaikan. Alhamdulillah hari ini kami tuntaskan,” kata Lian Makmur Lubis.

Lian Makmur Lubis serahkan santunan Hima Lubis berupa modal usaha bagi Khalijah. (foto: ist)

Berdasarkan penelusuran Hima lubis, utang Kholijah ada lima tempat. Pertama, kepada wanita bernama Lisna Wati sebesar Rp5,5 juta, termasuk bunga dan denda. Namun, setelah dinegosiasi Arifin Lubis, juga pengurus DPP Hima Lubis, pada dua hari jelang Idul Fitri lalu, Lisna tak keberatan utang tersebut dibayar pokoknya saja, yakni Rp4 juta.

Kedua, sebesar Rp700 ribu kepada seseorang bernama Jualiana. Ini juga sudah dibayar Hima Lubis melalui Arifin Lubis pada H-2 Lebaran 2023.

BERITA TERKAIT  Soal Bisnis Terselubung di MTsN 2 Madina, Kepsek: Silakan Tanya Komite Sekolah

Tiga utang lainnya dibayar Lian Makmur, masing-masing Rp200 ribu, Rp300 ribu dan Rp500 ribu.

Ketua Umum DPP Hima Lubis Fajaruddin Lubis menyampaikan terima kasih atas informasi mengenai kondisi ekonomi Kholijah yang disampaikan wartawan melalui pemberitaaan media online. “Kita tidak bisa bayangkan jika utang terus menyelimuti ekonomi keluarga saudara kita ini. Jika tak bisa bayar, jumlahnya pasti kian membengkak.”

Dia berharap Kholijah bisa bangkit menata ekonomi keluarga supaya lebih baik. “Dengan modal usaha ala kadarnya yang kami berikan, semoga dapat berkembang. Kami juga berdoa sakit dialami suami kakak ini cepat sembuh supaya bisa mencari nafkah lagi.

Ngamen Ala Badut

Saat Arifin Lubis mengunjungi rumah Khalijah sebelum Lebaran, dia juga memberikan uang zakat fitrah dan belanja Hari Raya kepada Khalijah sebesar Rp1 juta.

Sebab salah satu alasan Khalijah mengamen bersama dua anaknya adalah supaya tahun ini mereka bisa membayar zakat fitrah.

Hima Lubis ingin Khalijah membuka lembaran baru dalam memperbaiki ekonomi keluarga. Bangkit, dan suami Kholijah, Jefri Tanjung (42) cepat pulih dari sakit diderita.

Sebelum terbelit ekonomi sulit seperti sekarang, Khalijah punya usaha menjual kue. Namun ia kehabisan modal lantaran banyak pengeluaran biaya berobat suami.

Kholijah terpaksa  kerja keras agar bisa menghidupi keluarga lantaran sang suami sakit-sakitan.

Pekerjaan yang ditempuh adalah mengamen. Meski suara serak dan pas-pasan, ia “tebal muka”  melantunkan lagu-lagu sembari menenteng speaker bluetooth. Tak peduli orang suka atau tidak, dibenaknya hanya ada asa supaya mereka yang melihatnya merasa iba.

BERITA TERKAIT  Ketua DPRD Madina Datangi Rumah Rezky, Alumni Musthafawiyah yang Diterima di Universitas Al-Akhgaff Yaman

Ibu tiga anak ini mengamen bersama dua anaknya– Tri Eftah Permata (3 tahun) dan Muhammad Rifki Tanjung (8 tahun)—tidak di Panyabungan, melainkan di Kota Padangsidimpuan. Alasannya, supaya tak banyak orang mengenal mereka. Jika mereka pergi mengamen, putri sulungnya tinggal di rumah.

Khalijah bersama dua anaknya mengintari cafe dan lopo-lopo di Kota Padangsidimpuan. Wajah dipoles pakai warna-warni mencolok supaya terlihat menyerupai badut. Bernyanyi sembari menggendong si balita, sedangkan bocah laki-lakinya mengikuti dari belakang menenteng kotak kecil sebagai tempat “receh”.

“Saya terpaksa begini demi mencari makan. Saya juga ingin ikut membayar zakat fitrah tahun ini. Idul Fitri tahun lalu saya enggak bayar zakat fitrah karena tidak punya uang,” kata Khalijah.

Bukan hanya soal biaya makan dan uang zakat fitrah, Khalijah harus putar otak mendapat uang untuk bayar utang ke tetangga dan koperasi keliling.

Khalijah mesti ada uang untuk biaya berobat suami yang sekitar sebulan lalu beberapa jari tangannya dioperasi karena sesuatu penyakit.

Jefri awalnya seorang sopir becak, tapi setelah beberapa jarinya dipotong ia tak bisa lagi kerja. “Saya membawa anak-anak mengamen karena tidak ada uang beli beras. Bahkan, saya pernah bawa ketiga anak mencari sesuap nasi pada acara pesta perkawinan di Panyabungan,” ujar Khalijah.

Dia melanjutkan, “Kami pernah enggak makan. Makanya kami harus berani mengamen daripada kembali kelaparan.”(*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI