BERBAGI
MASIH DIRAWAT--Muhammad Ikbal, korban pengeroyokan di Lubuksibegu, Kelurahan Dalan Lidang, Panyabungan, Madina hingga Kamis (30-3-2023) malam, masih dirawat di salah satu rumah sakit di ibu kota kabupaten ini. (foto: ist)

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Muhammad Ikbal (28), korban pengeroyokan di Dusun Lubuksibegu, Kelurahan Dalan Lidang, Panyabungan, Mandailing Natal (Madina) hingga Kamis (30-3-2023) malam, masih dirawat salah satu rumah sakit yang ada di Panyabungan. Kondisinya belum pulih setelah sehari sebelumnya menjalani operasi.

Petugas medis rumah sakit terpaksa melakukan operasi terhadap warga Dusun Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Panyabungan, itu akibat dua luka robek yang cukup serius pada kepala bagian atas dan dahi kanan.

Selain dua luka robek tersebut, akibat pengeroyokan yang dilakukan tiga pemuda yang diduga warga Lubuksibegu pada, Selasa (28-3-2023) malam, Ikbal mengalami luka lebam pada mata kanan, luka robek bibir bagian dalam, dan sejumlah luka lecet di kedua kaki.

Berdasarkan pantuan Beritahuta, hingga Kamis (30-3-2023), sekitar pukul 21.00, Ikbal masih terbaring di rumah sakit. Kondisinya masih lemah, selain sulit mengonsumsi makanan akibat luka pada bagian bibir, luka robek pada kepala juga cukup lebar.

BERITA TERKAIT  Nyawa Kadis Koperasi Kabupaten Agam Tak Tertolong, Korban Meninggal Jadi 3 Orang

Dendam Kesumat

Pengeroyokan yang dilakukan puluhan warga Lubuksibegu terhadap Ikbal diduga berawal dari dendam kesumat. Ceritanya, pada Selasa (29-3-2023) malam, sekitar pukul 22.00, Sahrul Efendi (24), adik Ikbal  sedang bersama kawannya di sekitar arel SPBU Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Panyabungan.

Tanpa diduga, tiba-tiba datang tiga lelaki mendekati mereka. “Kau yang namanya Sahrul,” tanya seorang di antaranya.

“Ya,” jawab Sahrul polos.

Hanya berselang beberapa detik, tanpa ba bi bu, para pemuda itu langsung menghajar Sahrul hingga ia terjatuh. Korban tidak bisa berbuat banyak karena posisinya terjepit dua sepeda motor yang sedang parkir.

“Saya tidak bisa apa-apa lantaran sudah dipukulin secara membabi-buta, bahkan ada yang pakai alat menyerupai besi,” kata Sahrul.

Ketika Sahrul dipukuli, kawannya berinisiatif berlari memberi tahu Ikbal di Dusun Aek Galoga. Mengetahui adiknya dikeroyok, Ikbal dan beberapa rekannya langsung menuju Lubuksibegu hendak menanyakan alasan adiknya dikeroyok.

BERITA TERKAIT  Sofwat Nasution Prihatin Tenaga Medis RSUD Panyabungan Positif Corona

Begitu mendekati rumah salah seorang lelaki yang ikut mengeroyok Sahrul, di situ sudah menunggu lebih 30 orang. Mereka langsung memukul Ikbal secara bersama-sama, sebagian di antara pakai kayu dan batu.

Tentu saja korban kewalahan menghadapi begitu banyak orang. Akibatnya ia tersungkur ke parit, dan sempat bisa melarikan diri ke depan rumah salah seorang warga.

Tidak lama kemudian, Sahrul dan kawannya datang. Mereka melihat Ikbal mengerang kesakitan bersimbah darah. Tanpa pikir panjang, korban dilarikan ke rumah sakit.

Belum jelas penyebab Sahrul dikeroyok, namun diduga terkait dendam lama, yakni peristiwa perkelahian antara Sahrul dengan warga Lubuksibegu sekitar tahun 2016 lalu.

Jika kejadian ini berbau dendam kesumat, tidak ada alasan bagi polisi untuk tidak menangkap para pelaku. Itulah sebabnya, Sahirin (56), ayah Ikbal dan Sahrul, berharap kepolisian menangkap para pelaku agar diproses secara hukum. “Kami percayakan kasus ini ditangani polisi,” katanya. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI