BERBAGI

JIKA tak ada aral melintang, Sabtu pagi (5/9-2020), pasangan balon (bakal calon) bupati dan wakil bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut H.M. Sofwat Nasution dan Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir) bakal mendaftar di KPU Madina.

Ini sekaligus kali pertama Sofwat-Beir mengikuti secara resmi tahapan administarasi Pilkada serentak 2020 yang dijadwalkan berlangsung 9 Desember mendatang.

Perjalanan melelahkan dan penuh liku-liku dialami pasangan Sofwat-Beir jelang masa pendaftaran di KPU. Mulai dari proses dukungan partai pengusung yang terus coba “digoyang” pihak-pihak tertentu, sampai adanya dugaan “permainan” hasil tes swab Sofwat oleh pihak RSUD Panyabungan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, Sumbar.

Aroma upaya menggagalkan Sofwat-Beir agar tak ikut Pilkada sejak awal sudah tercium. Ini tak lain disebabkan dukungan masyarakat terhadap pasangan ini terus meningkat.

Bak seiring sejalan, popularitas dan elektabilitas Sofwat-Beir kian menjulang. Apalagi belakangan didukung Partai Gerindra, Demokrat, PAN, dan Berkarya. Akumulasi perolehan kursi DPRD dari empat partai ini sebanyak 16.

Meskipun masyarakat sudah banyak tahu mengenai sosok Sofwat-Beir, tak ada salahnya kali ini kita ulas lagi.

Siapa sebenarnya Brigjend TNI (Purn) H. M. Sofwat Nasution? Ia adalah anak keempat dari pasangan Abdul Hamid Nasution (alm) dan Nur Azikin Siregar (almh).

Sofwat lahir di sebuah rumah bertingkat semi permanen tak jauh dari Masjid Raya Walqurra Walhuffaz, Panyabungan, Madina pada 1959.

Masa kecil hingga tamat SMA Negeri 1 Panyabungan (1979) dihabiskan di Panyabungan.

Ketika itu di seputaran Masjid Walqurra Walhuffaz terdapat sejumlah tempat mengaji. Ia pun rajin menimba ilmu agama di tempat-tempat mengaji tersebut.

Setiap sore pulang sekolah umum, Sofwat belajar di madrasah. Usai salat magrib, dilanjutkan belajar mengaji sampai beberapa kali tamat Al-Qur’an. Hingga saat ini, di kalangan prajurit ia dikenal sosok  jenderal relegius.

Sofwat menikah dengan Irdina Salwa Lubis, SE., cucu dari Syech M. Dja’far Nasution dari Panyabungan II, Panyabungan. Sofwat, yang semasa kecil biasa disapa Adek merupakan salah seorang cucu pemilik toko Rising Hope. Nama toko ini begitu terkenal sejak awal kemerdekaan hingga 1990-an.

Dari buah cinta Sofwat dan Irdina lahir dua putri: Naulia Fadilah Nasution, S.Kom. dan Nadhifa Firyal Nasution. Nadhifa merupakan Deakin University Merbourne, Australia.

BERITA TERKAIT  “Tragedi Hutapuli” dan Pudarnya Rasa Percaya pada Pemerintah

Sofwat lebih banyak hidup merantau. Sebagai prajurit, ia berpindah-pindah tempat tugas, antara lain: Jakarta, Bandung, Loukseumawe (Aceh), Pekanbaru, Bengkulu, Singkawang (Kalbar), Ambon, Poso, dan Timor Leste.

“Sudah keliling Indonesia. Dari daerah aman, sampai daerah  konflik,” kata Sofwat pada suatu kesempatan.

Sofwat pensiunan berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjend). Terakhir ia menjabat Deputi BIN dan DAL (Pembinaan dan Pengendalian) Persandian Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara)—sekarang Badan Cyber dan Sandi Negara (BSSN).

Berdinas di tempat ini memberi pengalaman bagi ayah dua putri tersebut bertugas di sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.

Pak Nasution, begitu ia biasa disapa di lingkungan prajurit, adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1985. Rekannya satu angkatan antara lain: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Irwansyah dan Komandan Paspampres Mayjend TNI Maruli Simanjutak.

Sofwat ikut pendidikan Seskoad Bandung (1998). Seskoad adalah pendidikan tertinggi bagi TNI-AD. Ia juga telah melewati Sesko TNI pada 2008, yang merupakan pendidikan tertinggi di TNI.

Pada tahun 2013 Sofwat pendidikan Lemhanas (Lembaga Ketahanan Nasional). Di sinilah bertemu militer dan sipil menimba pendidikan wawasan, baik secara nasional maupun internasional.

Selama dinas di militer, Sofwat meraih sejumlah penghargaan, antara lain dari Presiden RI berupa Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Prestasi, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, dan Bintang Yudha Darma.

Sofwat dididik dan ditempa jadi seorang pemimpin atau komandan secara berjenjang. Mulai dari Dan Ton, Dan Ki, Dan Yon serta Dan Grup.

Selain itu, pemimpin di staf, berdinas di intelijen dan berdinas di kewilayahan dengan menjabat Komandan Kodim serta Komandan Korem.

Sebelumnya, Sofwat bertugas di satuan tempur Kopassus sekitar 22 tahun dan di Kostrad sebagai pasukan tempur terbesar di TNI AD.

Karena pernah menjabat komandan Kodim dan komandan Korem, ia pun berpengalaman sebagai anggota Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah).

Di bidang sosial, Sofwat tercatat sebagai wakil ketua I DPP Ikanas (Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Keluarga Nasution) dan ketua umum DPP Pasmada (Dewan Pimpinan Pusat Parsadaan Alumni SMA Negeri Sada) Panyabungan.

BERITA TERKAIT  Prof. Dr. Ir. Usman Nasution: Jika Ingin Madina Maju, Pilihlah H.M. Sofwat Nasution

Sofwat juga tercatat sebagai salah satu anggota dan pelaku bersama pendiri Koperasi Mitra Manindo (KMM). Saat ini, koperasi ini memiliki sekitar 4.000 anggota tersebar di sejumlah kecamatan di Madina.

Dengan slogan “Merajut asa mewujudkan Madina yang madani”, dan mengusung visi-misi: cerdas, relegius dan sejahtera Sofwat siap mengabdi bagi dearah kelahiran di sisa umurnya.

“Saya salut pada adek, seorang jenderal bintang satu mau jadi calon bupati Madina,” kata Mayjend TNI (Purn) M. Syafei Nasution, mertua Kapolres Madina AKBP Horas Tua Silalahi, kepada Sofwat ketika baru-baru ini mereka bersilaturrahmi.

”Saya hendak mengabdi ke tanah kelahiran saya bang.”

“Saya bangga pada niat tulusmu. Bangunlah kampung kita. Saya sudah dengar harapan-harapan masyarakat Madina padamu. Saya dan keluarga bagian dari orang yang ikut mendoakan dan mendukung kesuksesanmu,” ujarnya.

Ir. H. Zubeir Lubis

Selanjutnya, Ir. H. Zubeir Lubis. Ia adalah seorang politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Low profile, agamais, dan bergaul dengan semua kalangan. Itulah sekilas gambaran sosok mantan anggota DPRD Madina tiga periode ini.

Zubeir Lubis biasa disapa Beir “Rindang”, lantaran ayah tiga anak ini pemilik Hotel Rindang yang berada di Dalan Lidang, Panyabungan.

Zubeir lahir di Panyabungan, 28 Juli 1964. Pemilik tempat rekreasi dan kolam renang Sipaga-paga ini tamat SD Negeri 081 Panyabungan. Lulus SMP Negeri 1 Panyabungan (1981).

Lalu, melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknik Menengah (STM) Banda Aceh. Lulus kuliah Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh (1993).

Dari buah cinta dengan Elnianti, Zubeir dikarunia tiga anak—Nanda Riski Amalia Lubis (wiraswasta), Kiki Anggi Nauli Lubis (mahasiswa), dan Ariqah Putri Lubis (pelajar).

Zubeir kali pertama jadi anggota DPRD Madina (2009). Lima tahun kemudian (2014), terpilih lagi. Pada 2015 ia ditetapkan sebagai salah satu wakil ketua dewan mengisi jabatan ditinggal H. Jakhfar Suhairi karena terpilih jadi wakil bupati Madina.

Pada pemilu legislatif 2019, Zubeir terpilih kembali untuk kali ketiga. Namun, 11 Februari 2020 lalu,  Beir “Rindang” pengunduran diri sebagai anggota dewan.

“Saya terpanggil. Jika dapat amanah dari masyarakat, semoga jadi ladang ibadah bagi kami,” katanya. (*)

Penulis: Akhiruddin Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here