LAGU Separuh Nafas yang dipopulerkan Dewa-19 masih begitu apik dilantukan Beby Siregar. Ia masih enerjik, meskipun usia sudah tak muda lagi. Rekan-rekannya, sesama alumni 1974 SMA Negeri 3 Medan, Sumut (Smantig 74) pun tak mau kalah.
Satu persatu mereka melantunkan lagu. Ada genre remix, melankonis, lagu kenangan, sampai tembang daerah satu persatu didendangkan. Tidak mesti suara bagus. Tak harus bait-bait syair dan alunan musik serasi, yang penting eksis.
Bagi alumni Smantig 74 yang sudah kategori kakek-nenek ini, persahabatan serta kebersamaan berada di atas segala-galanya. Itulah yang terus mereka rajut sejak dulu, hingga sekarang.
Kebersamaan itu dibungkus dalam Discovery Indonesia. Meskipun usia tak muda lagi, 66-68 tahun, tapi setiap empat bulan sekali mereka rutin mengadakan acara. Tempatnya tidak menentu, dari satu daerah ke daerah lain tergantung kesepakatan.
Pada, Minggu (5-3-2023) malam, 25 alumni Smantig 74 berada di Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut. Tepatnya di rumah Khairuddin Lubis, Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Madina.
Mereka berkaraoke di tempat yang disediakan, sementara lainnya duduk di alam terbuka beratapkan langit. Tak ayal, suasana menggambarkan seolah para alumni sedang menikmati udara malam Kota Panyabungan.
Udara sejuk pada Minggu malam, berubah menjadi hangat karena mereka isi dengan ceria. Ada kalanya di antara mereka tampil single, duet, trio, bahkan sampai keroyokan. Beby Siregar mampu membuat suasana ceria.
Tak ada gestur murung di antara mereka. Begitu serasi dan syahdu ketika sepasang suami-istri melantunkan lagu batak Boan Au yang dipopulerkan Marsada Star. Liriknya pun mengena, “Homa ji au, au ma di ho, hita nadua, hita nadua gabe sada…”
Demikian juga saat dua alumni memilih lagi Kharisma Cinta yang dipolerkan Broery Marantika dan Dewi Yull begitu mampu menggambarkan rasa bahagia di antara mereka, meskipun hanya sebatas lagu. “Demi dikau, yang kusayang. Demi kasih, yang kudamba selalu, sayang….”
Seorang alumni juga menyanyikan lagi Karo, Kopi Ras Teh Manis. Meskipun si pelantun tak begitu hafal syair tembang ini, namun tetap alunan suaranya enak didengar.
Ny. Khairuddin Lubis selaku tuan rumah tak mau ketinggalan. Ia menghibur tamunya dari seberang Selat Sunda dan Kota Deli dengan lagu melayu: Zapin yang dipolulerkan Iyeth Bustami. Riang, tapi bersahaja. “Zapinnn……Aku dendangkan lagu melayu, pelipur hati….pelipur lara….”
Hingga jelang larut malam, satu persatu di antara alumni masih menikmati udara malam Panyabungan dengan baik-bait syair aneka tembang.
Pada awal acara, seorang alumni, Faisal, secara kebetulan merayakan hari lahir. Lagu Selamat Ulang Tahun dari Jamrud pun dinyanyikan secara bersama-dibarengi potong kue. Suasana itu makin merangkai kebersamaan di antara mereka.
Sebelum acara Minggu malam, Minggu siang mereka sempat menikmati air panas di Putaran, Panyabungan Selatan. Selain itu, menyantap menu ayam kampung goreng dan gulai ikan mas di Rumah Makan Aek Saroga, tak jauh dari lokasi air panas tersebut.
Besok, agenda alumni Smantig 74 adalah mengunjungi Aek Sijorni, di Tapanuli Selatan. Rombongan Discovery Indonesia kali ini lebih banyak dari Jakarta, sebagian dari Medan. (*)
Editor: Akhir Matondang