BERBAGI
KCP Bank Muamalat Panyabungan tempat Nurasiah kerja. (foto: akhir matondang)

PENGANTAR—Fenomena siluman dalam seleksi masuk PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di Mandailing Natal (Madina), Sumut tergolong sistematis. Tindakan ini suatu penzaliman terhadap mereka yang sudah mengabdi belasan tahun sebagai guru honorer.

Kami coba buka satu persatu secara bersambung nama-nama mereka yang lulus PPPK diduga menggunakan data palsu. Terindikasi  ‘main mata’ antara kepsek dan Dinas Pendidikan Madina.

Kita berharap jika ada peserta seleksi PPPK terbukti menggunakan data palsu, supaya dibatalkan. Jika perlu proses secara hukum.

Kenapa mereka yang sebagian tak pernah merasakan suka duka sebagai seorang guru honorer, bisa masuk Dapodik. Siapa sebenarnya yang bermain. Sebab itu, satu per satu kita ungkap melalui tulisan “bongkar guru honorer siluman PPPK Madina”. *

Memang luar biasalah banyaknya ‘gentayangan’ guru honorer siluman dalam proses seleksi PPPK Madina. Bayangkan, ada seorang peserta dinyatakan lulus padahal ia sendiri belum pernah melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah tempat ia lulus.

Bahkan, mungkin menginjakkan kaki di halaman sekolah tersebut pun belum pernah. Sungguh miris. Ini suatu penzaliman luar biasa dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terhadap para guru honorer yang sudah mengabdi belasan tahun.

BERITA TERKAIT  Soal Polemik PT SMGP, Ketua DPRD Madina Dinilai Terlalu Reaktif dan “Over Acting”

Penzaliman itu diduga dilakoni pihak Dinas Pendidikan dan BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Madina.

Bayangkan seseorang yang selama ini diketahui bekerja di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Muamalat Panyabungan, bisa lulus PPPK Madina 2023. Ontahlah, bagaimana namanya bisa masuk Dapodik. Mestinya ini harus diusut.

Pegawai KCP Bank Muamalat Panyabungan itu bernama Nurasiah Batubara. Ia lulus di SD Negeri 170 Hutanamale, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Madina.

“Kapan Nurasiah jadi guru, kok namanya bisa masuk Dapodik. Setahu saya selama ini, setidaknya setahun terakhir dia kerja di Bank Muamalat. Gak tahu udah berapa lama dia kerja di situ,” kata seorang nasabah bank yang beralamat di Jalan Williem Iskander, Kelurahan Sipolo-polu, Panyabungan.

Ia menyebutkan, memang sepengetahuannya Nurasiah punya ijazah guru kelas. “Tapi kan dia kerja di bank, bukan sebagai guru,” tambahnya.

Nurasiah ikut seleksi PPPK Madina 2023 kategori Prioritas 4 (P4), yakni lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang terdaftar pada pangkalan data (database) kelulusan pendidikan profesi guru di Kemendikbudristek serta guru yang terdaftar di Dapodik kementerian tersebut.

Sesuai sertifikat seleksi kompetensi PPPK, jumlah nilai Nurasiah tampak sangat minim, jauh di bawah mereka yang tak lulus. Totalnya hanya 286 (rinciannya, kompetensi teknis: 110, kompetensi manejerial dan sosio kultural: 144, dan wawancara: 32)

BERITA TERKAIT  Jelang HUT ke-24 Madina, Pemkab Madina Wacanakan Nama Jalan Amru Daulay

Dengan demikian untuk mengangkat nilai total kelulusan, itu pihak panitia dalam hal ini Dinas Pendidikan dan BKPSDM Madina meninggikan nilai SKTT (Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan). Sebab hanya dengan nilai SKTT tinggi, Nurasiah bisa lulus lantaran nilai CAT-nya rendah.

Uniknya, sejumlah warga di sekitar lokasi SDN 170 Hutanamale tidak mengenal guru ini. Bahkan, beberapa murid yang ditanya juga mengaku enggak ada guru mereka bernama Nurasiah.

“Selama ini tak ada guru kami bernama Nurasiah. Masak saya enggak tahu. Namun dengar-dengar ada yang baru lulus PPPK di tempat kami bernama Nurasiah,” kata seorang guru yang minta tidak ditulis namanya.

Kepala SDN 170 Hutanamale Khodijah tak bersedia memberikan keterangan terkait lulusnya Nurasiah di sekolah yang dipimpin.

Beredar desas-desus, Nurasiah melakukan proses pendaftaran seleksi PPPK Madina atas bantuan seorang pensiunan di BKD Madina—sekarang BKPSDM. Diduga pula hal itulah sebabnya, kepsek tidak mau memberikan keterangan terkait hal ini. (bersambung)

Editor: Akhir Matondang

 

BERBAGI