
BERITAHUta.com—Jika diberi amanah memimpin Mandailing Natal (Madina), Sumut, salah satu program yang bakal dilakukan H.M. Sofwat Nasution adalah membina generasi muda setingkat SLTA untuk dididik dan dibina masuk pendidikan milter atau kepolisian.

“Sekarang putra daerah Madina yang berpotensi menjadi perwira tinggi sangat sedikit, baik di TNI (Tentara Nasional Indonesia) maupun kepolisian (Polri),” kata calon bupati Madina yang berpasangan dengan Ir. H. Zubeir Lubis ini ketika bincang-bincang dengan Beritahuta.com, belum lama ini.
Sofwat Nasution menjelaskan, jika pasangan Sofwat-Beir terpilih jadi bupati dan wakil bupati Madina, nantinya pemkab bakal memberi kesempatan kepada siapa pun yang minat melanjutkan pendidikan di militer dan kepolisian untuk dibina dan dilatih sebagai persiapan tes tertulis dan fisik di kedua institusi tersebut.
Syaratnya mereka tercatat sebagai pelajar di salah satu SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas) di Madina serta tidak ada penghalang bagi mereka untuk masuk pendidikan militer dan kepolisian.
Tentu saja ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang punya cita-cita atau keinginan ikut tes di tingkat Secaba (sekolah calon bintara) TNI/Polri, Akpol (Akademi Polisi) atau Akmil (Akademi Militer).
“Sejak kelas dua, misalnya, mereka dibina dan dilatih setiap kurun waktu tertentu, misalnya tiap hari minggu,” ujar Sofwat Nasution.
Supaya tidak menyulitkan para siswa, bisa saja nanti tempat pembinaan dan pelatihan dibuat beberapa titik. Misalnya, di wilayah pantai barat di pusatkan di Natal atau tempat lain yang lebih memungkinkan. Wilayah utara, di pusatkan di Siabu, dan sebagainya.
Pemkab, kata dia, menyiapkan tempat pembinaan dan pelatihan secara gratis. Mereka dibina secara teori, mental, dan fisik. Sehingga ketika memasuki tes militer atau kepolisian, sudah siap secara fisik, teknis dan mental.
Sofwat Nasution mencontohkan, banyak kaum muda yang lulus SLTA bisa push-up, skot jump atau restock. Bahkan mereka rutin latihan. Tetapi apakah push-up, skot jump atau restock yang dilakukan sudah benar. Karena itu, perlu diajari dan dilatih supaya secara teknik sesuai ketentuan.
Berdasarkan pengalaman selama ini, para lulusan SLTA yang hendak ikut tes masuk militer atau kepolisian baru berlatih saat hendak daftar.
Mereka lari mengelilingi stadion atau di jalan raya. “Bukan tidak bagus. Tapi jika dipersiapkan lebih baik dan dilatih oleh instruktur berpengalaman, tentu in shaa Allah hasilnya lebih baik,” ujar Sofwat Nasution.
“Kita sering dengar banyak mereka yang tes masuk militer dan kepolisan gagal di pantukhir. Inilah makanya kita persiapkan,” sebut sang jenderal Kopassus (Komando Pasukan Khusus) itu.
Mengenai pembina dan pelatih tentu saja didatangkan dari anggota militer dan kepolisian. Bahkan mereka kita upayakan didampingi psikolog.
Peserta juga dibina serta dibimbing supaya menjadi generasi relegius. Mereke didampingi ustad yang diambil dari Pesantren Musthafawiyah. Sehingga ketika dimana pun mereka melanjutkan pendidikan, atau tidak melanjutkan pendidikan karena lain dan sesuatu hal mereka tetap memegang teguh nilai-nilai islami.
“Tentu saja tidak ada jaminan mereka bisa masuk Secaba, Akpol atau Akmil. Ini hanya bagian dari ikhtiar, dan bagi siswa kegiatan seperti ini tidak ada ruginya. Intinya, kita hanya berusaha mempersiapkan generasi muda Madina supaya lebih siap secara mental, teori, psikologis, dan fisik. Semua gratis.
Bahkan jika memungkinkan pemkab tanggung biaya proses pendaftaran dan tes bagi yang tidak mampu,” ujar Sofwat Nasution.
Sebenarnya, kata dia, pembinaan dan pelatihan ini bisa juga bermanfaat bagi lulusan SLTA yang hendak masuk pendidikan akademi kedinasan yang jumlahnya cukup banyak di tanah air.
Sofwat Nasution menyebutkan, ini salah satu upaya mencerdaskan generasi muda Madina, dan sesuai dengan visi dan misi pasangan Sofwat-Beir pada Pillkada Madina 9 Desember 2020 yaitu mewujudkan Madina yang relegius, cerdas dan sejahtera.
“Semoga impian ini menjadi kenyataan. Kita ingin suatu saat banyak generasi Madina yang punya posisi strategis di tingkat nasional. Jika tidak dikader sejak dini, tentu saja agak sulit bersaing dengan lulusan SLTA dari daerah lain. Ini salah satu upaya Sofwat-Beir, semoga menjadi kenyataan,” katanya.(*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang