BERITAHUta.com—Nah, ini yang ditunggu-tunggu. Dalam beberapa hari kedepan petugas posko perbatasan bisa bernafas lega. Pasalnya Pemkab Mandailing Natal (Madina), Sumut akan mencairkan dana insentif serta dana yang sudah terpakai.
“Mungkin dalam dua tiga hari ini anggarannya (posko-red) dicairkan,” kata Sekretaris Daerah Madina Gozali Pulungan, SH.,MM., melalui Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Drs. Sahnan Pasaribu, Senin (20/4-2020).
Dia menyebutkan, setelah dana cair pihak pemkab selanjutnya membahas mengenai kelanjutan empat posko perbatasan, lanjut atau tutup sementara. “Di desa juga sudah ada posko. Laporan pelaku perjalanan itu setiap hari simultan.”
Sahnan Pasaribu memaklumi jika pengelola posko yang terdiri pihak puskesmas dan kecamatan kewalahan mendanai operasional posko.
“Kita akui peran empat posko yang ada belum efektif sesuai harapan. Makanya perlu dievaluasi,” katanya.
Awalnya, lanjut Sahnan Pasaribu, puskesmas serta kecamatan mendanai dulu keperluan posko. Namun belakangan mungkin mereka juga tidak kuat menutupi keuangannya.
Meskipun nanti posko ditutup pengendalian dan upaya memutus penyebaran virus corona terus dilakukan. Setiap posko desa harus lebih aktif memantau warga, terutama adanya pendatang baru dan pemudik.
Secara garis besar teknisnya adalah bidan desa memantau dan memberikan laporan ke puskesmas kecamatan, lalu puskesmas ke Dinas Kesehatan Madina.
Secara kebetulan dalam dua tiga kedepan keberadaan posko perbatasan persis sebulan. Pemkab Madina menginginkan ada perbaikan dalam penanganan covid-19.
Oleh sebab itu, perlu dibahas. Kalau diperpanjang bagaimana penganggarannya. Termasuk kemungkinan dilakukan cara penanganan lain.
Sahnan Pasaribu membantah pemkab tidak serius mengelola posko perbatasan,. “Bukan tidak serius. Meskpun begitu kritikan yang masuk kami terima. Kritikan seperti ini sehat, semoga menjadi vitamin untuk perbaikan kedepan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan pengelolaan posko perbatasan Muarasipongi amburadul. Bahkan belakangan didapat informasi, hal serupa juga terjadi di tiga posko lain, yaitu Sihepeng, Manisak dan posko Muara Batang Gadis.
Posko Muarasipongi, misalnya, petugas di sana terkesan main “kucing-kucingan”. Pada siang hari tampak ada beberapa petugas, tapi mereka hanya memerika pelaku perjalanan pada saat-saat tertentu.
Antara lain, pada saat tim pemeriksa dari pemkab datang ke lokasi atau ketika ada pihak-pihak tertentu mengantar bantuan alat pelindung diri (APD).
Pada malam hari, jumlah petugas makin sedikit. Bahkan, jika sudah diatas pukul 23.00, posko dibiarkan begitu saja tanpa ditunggu.
Padahal mestinya posko itu fungsinya memantau kondisi kesehatan para pelaku perjalanan yang hendak masuk atau melintas wilayah Madina.
Paling tidak, suhu badan pelaku perjalanan dicek sehingga jika ada yang terindakasi terpapar corona bisa diambil langkah-langkah sesuai ketentuan yang sudah diatur pemerintah. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang