PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Berbagai pihak menyebutkan anjloknya prestasi akademik siswa SMA Negeri 1 Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut sekitar enam tahun terakhir diduga disebabkan M. Nuh Nasution, selaku kepala sekolah (kepsek), kurang fokus menjalankan tugasnya.
Bahkan seorang sumber yang layak dipercaya memastikan jika diprosentasi, waktu serta pikiran M. Nuh untuk kepentingan mengurus SMA Negeri 1 Panyabungan tak lebih 30 prosen.
“Pada saat pagi hari secara fisik memang Pak Nuh sudah hadir di sekolah. Dia sangat rajin datang pada pagi hari ke kesekolah,” katanya kepada Beritahuta.com pada, Selasa (5/4-2022).
Namun, hanya berselang beberapa menit M. Nuh sudah disibukkan berbagai aktivitas, tak hanya urusan sekolah, tetapi urusan lain. “Dia sering menelepon atau terima telpeon dari orang-orang tertentu. Saya tidak tahu entah urusan apa,” katanya.
Lalu, berkisar pukul 09.30 atau lebih, biasanya ia sudah meninggalkan sekolah. “Jika ada yang menyebutkan sering lihat Pak Nuh pada jam kerja di teller bank, bisa jadi dia kesana. Yang jelas, keluar kantor pada jam kerja itu sudah hal biasa,” ujarnya.
Sumber ini juga menyebutkan, bagaimana seorang kepala sekolah bisa memikirkan kemajuan sekolah yang dipimpin jika ada pikiran lain yang harus diurus secara terus-menerus. Waktunya pun terbelah dua, antara urusan sekolah dan urusan lain,” ujarnya.
Seorang guru SMP Negeri 2 Panyabungan—yang bangunan sekolahnya bersebelahan dengan SMA Negeri 1 Panyabungan—mengaku tak heran lagi melihat siswa SMA Negeri 1 Panyabungan berkeliaran di depan ruang kelas karena tidak ada guru mengajar. “Nabiaso mei le (sudah biasa melihat siswa SMA Negeri 1 Panyabungan berkeliaran-red),” sebutnya.
Iskandar Hasibuan, wartawan senior di Madina, menyebutkan seharusnya para alumni turut membantu kondisi SMA Negeri 1 Panyabungan.
“Sudah beberapa tahun sekolah ini terpuruk, bukankah dulu sekolah ini pavorit dan hebat. Lalu kenapa sekarang kondisinya memprihatinkan, “ ujarnya ketika diminta tanggapan mengenai hal tersebut.
Dalam tiga hari terakhir buruknya prestasi siswa SMA Negeri 1 Panyabungan dapat sorotan dunia maya, baik facebook dan whatsapp.
Nyaris, tidak ada yang membantah kondisi SMA Negeri 1 Panyabungan perlu “diselamatkan”. Dan, hampir tak ada yang memberi suport atau dukungan terhadap M. Nuh untuk tetap bertahan di sekolah itu.
“Wkwkwk..kepsek ngabsen di teler bank pantasan…😁 Abis tu banyak alasan lagi..Alangkah lebih bijak mengakui ke kelemahan dan berbenah pak,” tulis Zai Nuddin dalam kolom komentar sebuah akun facebook.
Pemilik akun Arde Sukhri Lubis Sukhri menyebutkan, “Sangat kasihan melihat SMA negeri 1 pyb yg dimana tidak jd primadona lg buat adik” tamatan SLTP disaat penerimaan siswa baru. serata iba melihat minim nya yg lulus karna hanya 2 siswa.”
Dia melanjutkan, “Menurut hemat kami sudah sewajarnya Dinas pendidikan prov mengadakan penyegaran di SMA n 1 karna sudah beberapa tahun ini menurut kami SMA n 1 sangat minim prestasi baik olahraga. Seni dan akademik. Apakah mungkin saudara kepsek yg skrg terlalu sibuk mengurus bisnis lain?”
Muti Nasti, melaui grup Whatsapp Startnews Madina membri komentar, “Seperti nya ada yg perlu dibenahi…saya sebagai alumni merasa berduka SMANSA pyb tidak lagi melahirkan siswa berprestasi 😌”
Di grup whatsapp yang sama, Arde Sukhri Lubis menulis, ” dgn prestasi yg minim SMA N 1 PYB sepertinya sangat diperlukan penyegaran oleh Disdik su.”
Sorotan terhadap prestasi akademik SMA Negeri 1 Panyabungan bermula dari rendahnya jumlah siswa sekolah itu masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2022.
Penurunan jumlah masuk PTN sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, namun M. Nuh masih mengklaim masih ada 30-45 prosen lulusan SMA Negeri 1 Panyabungan masuk PTN. Ia menjanjikan memberi data pada, Kamis (7/4-2022), setelah pulang umrah.
Berdasarkan data Cabang Dinas (Cabdin) Padangsidimpuan tentang hasil SNMPTN 2022, disebutkan jumlah siswa SMA Negeri 1 Panyabungan , SMAN 1 Panyabungan Utara meloloskan tujuh siswa ke PTN. Selanjutnya, SMAN 1 Panyabungan Timur dan SMAN 1 Panyabungan Selatan masing-masing tiga siswa.
Dari sejumlah SMA Negeri di wilayah Panyabungan, siswa SMA Negeri 1 Panyabungan paling sedikit masuk PTN lewat jalur SNMPTN 2022. Yaitu, SMA Negeri 3 Panyabungan (34 siswa), SMA 2 Plus Panyabungan (15 siswa).
Lalu, SMAN 1 Panyabungan Utara (7 siswa), SMAN 1 Panyabungan Timur dan SMAN 1 Panyabungan Selatan masing-masing tiga siswa. Sedangkan SMA Negeri 1 Panyabungan hanya dua siswa.
Menanggapi rendahnya prestasi sekolah yang dipimpin, M. Nuh mengatakan sudah berupaya dan berusaha semaksimal mungkin untuk kemajuan SMA Negeri 1 Panyabungan. “Saya merasakan sudah berupaya memajukan sekolah ini,” katanya.
Secara pribadi, M. Nuh mengaku syok dan kecewa setelah mengetahui siswanya yang lulus PTN lewat jalur SMPTN 2022 hanya dua orang. “Padahal saya dan ketua Pasmada sudah ada upaya lobi ke perguruan tinggi di wilayah Sumut dan Sumbar,” ujarnya.
Mengenai tudingan siswa SMA Negeri 1 Panyabungan sering berkeliaran di sekitar ruang kelas pada jam belajar, berikut penjelasan M. Nuh melalui whatsapp (tanpa merubah redaksionalnya): “Sebagai kepala sekolah saya sudah cek ini dan langsung hub guru bila kelasnya kosong apakah karena terlambat atsu sakit atau yang lain jadi tidak ada pembiaran.” (*)
Editor: Akhir Matondang