PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Tak seperti dua Lebaran sebelumnya, Gallery Narisya menyambut Idul Fitri 1443 H ini dengan penuh semarak. Selain ada sejumlah batik motif baru, juga terdapat banyak kaos khas daerah yang khusus dibuat dalam rangka meramaikan “Arirayo”.
Produk-produk terbaru ini bertujuan agar keluarga perantau yang sedang pulang kampung tano hasorangan, Mandailing Natal (Madina), Sumut ada alternatif cinderamata yang hendak dibawa saat kembali ke luat ni halak.
Putri Azaria Matondang, owner Gallery Narisya, menyebutkan selain motif lama yang dikemas lebih apik, ada tiga batik motif Mandailing terbaru. Ketiganya sama sekali belum dipasarkan sebelum Lebaran 2020.
Yaitu, dua motif diproses secara printing manual, sementara satu motif lagi batik sablon malam—biasa disebut batik semi tulis.
Untuk produk kaos (T-shirt), kali ini banyak alternatif. Selain kaos marga-marga Mandailing, Narisya menyuguhkan kaos khas daerah lainnya yang hanya bisa didapatkan di toko beralamat di Jalan Williem Iskander No.99, depan Masjid Raya Pasar Lama, Panyabungan, Madina.
Putri menyebutkan, batik semi tulis motif terbaru mereka beri nama “motif semarak”. Ini lantaran gambar yang ditampilkan dalam goresan batik sablon malam tersebut berupa simbol-simbol kemeriahan dan semarak pesta adat Mandailing.
“Antara lain ada gordang sambilan, ada bagas godang, juga ada burangir (daun sirih). Etnis daerahnya sangat menonjol dalam motif batik ini,” katanya kepada Beritahuta.com pada, Kamis (28/4-2022).
Sedangkan batik printing terbaru, jelasnya, tidak menampilkan gambar kedaerahan, melainkan lebih menonjolkan goresan-goresan khas ornamen Mandailing (Tapanulis Selatan). “Ini untuk memenuhi permintaan pasar,” kata Putri.
Mengenai produk kaos, kata dia, pihaknya memproduksi jauh lebih variatif dibanding Lebaran tiga tahun lalu. “Kalau dua Idul Fitri terakhir, memang kami hanya buat kaos Lubis dan Nasution. Soalnya, saat itu pemerintah melarang masyarakat melakukan perjalanan mudik gegara pandemi covid-19.”
Kali ini, selain ada produk kaos marga-marga, Narisya menyiapkan antara lain kaos “gordang sambilan dan “toge”. “Semua ukuran ada, dari anak-anak (belum sekolah, PAUD, TK, SD), anak baru gede (ABG), dan dewasa. Ada juga lengan panjang,” ujar Putri.
Satu lagi produk istimewa menyambut “Arirayo” tahun ini adalah, Narisya memproduksi kaos-kaos lucu untuk anak-anak umur dua sampai enam tahun.
Menurut Putri, kaos ini sengaja dikemas sedemikian rupa untuk menanamkan rasa cinta dan bangga seorang anak generasi Mandailing terhadap asal-usul leluhur mereka. “Kami buat supaya aroma bocahnya kental tanpa mengurangi pesan moral yang hendak disampaikan, yaitu mereka adalah generasi penerus etnis Mandailing,” jelas Putri. (*)
Edtor: Akhir Matondang