PANYABUNGAN, BERITAHUta.com– Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mandailing Natal (Madina), Sumut melakukan normalisasi jaringan irigasi di wilayah Kecamatan Panyabungan Utara, Kecamatan Hutabargot, dan Kecamatan Nagajuang, belum lama ini.
Informasi yang didapat media ini, normalisasi dilakukan dengan mengangkat sedimentasi (endapan lumpur) pada jaringan irigasi. Dinas PUPR Madina mengerahkan alat berat untuk mengangkat sedimentasi pada jaringan irigasi tersebut.
Sebelumnya, sedimentasi ini menyebabkan aliran air pada jaringan irigasi tidak dapat mengalir ke areal persawahan petani beberapa kecamatan, seperti: Panyabungan Utara, Hutabargot, dan Nagajuang.
“Kami melakukan normalisasi jaringan irigasi agar air dapat mengalir ke persawahan warga,” kata M. Rully Andiady, kepala Dinas PUPR Madina, usai meninjau pelaksanaan normalisasi jaringan irigasi di wilayah Kecamatan Hutabargot, baru-baru ini.
Dalam peninjauan itu, M. Rully Andriady didampingi Kabid Pengairan dan PSDA Dinas PUPR Madina.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Madina Siar Nasution mengatakan ada 20 titik jaringan irigasi di berbagai kecamatan yang rusak akibat banjir beberapa bulan yang silam.
Selain musim kemarau, jaringan irigasi yang tidak berfungsi tersebut dinilai menjadi penyebab areal persawah petani mengalami kekeringan.
“Ada 20 titik jaringan irigasi yang rusak akibat banjir dua bulan silam. Termasuk di Panyabungan Selatan, Panyabungan Barat, Nagajuang, Hutabargot, Kotanopan, dan daerah lainnya,” kata Siar, Rabu (6/4-2022).
Dia mengatakan saat ini memang memasuki musim tanam. Namun, musim kemarau juga memengaruhi debit air yang mengairi areal persawahan.
“Intinya, adapun air itu kalau kita tidak perbaiki jaringan irigasi tersiernya, akan sia-sia. Jaringan irigasi tersiernya yang ada di desa-desa ini (kondisinya) payah,” ujarnya.
Kalaupun ada air di jaringan primer, jika jaringan irigasi tersier tidak diperbaiki, maka air tidak akan bermanfaat dan tidak tersalurkan ke sawah petani.
Musim kemarau yang hampir sebulan melanda wilayah Madina menyebabkan areal persawahan di wilayah ini kering kerontang. Kalau kondisi ini terus berlangsung beberapa hari kedepan, dikhawatirkan petani akan gagal tanam.(*)
Editor: Akhir Matondang