SINUNUKAN, BERITAHUta.com—Keluarga besar Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera) diharapkan berperan aktif dalam membangun Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut agar kedepan daerah lebih maju dan sejahtera.
Harapan itu disampaikan Bupati Madina H.M. Jafar Sukhairi Nasution pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Pujakesuma Ranting Sinunukan I Central pada, Sabtu malam (28/1-2023).
“Mari bersama-sama membangun Madina, dan elemen masyarakat yang tergabung dalam Pujakesmu tidak boleh merasa terasing di daerah ini. Kita semua bersaudara, kita semua bagian dari penduduk daerah ini,” tegas bupati.
Pada kunjungan di Sinunukan ini, Jafar Sukhairi sengaja mengajak seluruh kepala dinas di lingkungan pemkab setempat. Tujuannya, supaya masyarakat Sinunukan mengenal dan menjalin hubungan kekeluargaan dengan para pejabat daerah.
“Saat ini saya merasa seperti berada di Pulau Jawa, hanya geografisnya yang membedakan,” ujar bupati.
Tanpa harus membeda-bedakan suku, dia mengaku merasa seperti bagian dari keluarga besar Pujakesuma. “Pujakesuma adalah bagian dari kita, keluarga kita. Kita sama-sama berada di Madina.”
Jafar Sukhairi mengatakan pada 1971 banyak transmigrasi yang mulai pindah dari Jawa ke Madina, terutama ke wilayah Sinunukan dan mulai mengelola area perkebunan.
Kepala daerah menyampaikan terima kasih atas sambutan yang meriah. Dia juga menyaksikan langsung tarian tradisional Jawa dan pertunjukan wayang kulit.
Dengan mengenakan pakaian adat Jawa, tarian dan musik tradisional, malam itu Desa Sinunukan I Central, Kecamatan Sinunukan berubah seakan berada di tanah Jawa.
Bupati didampingi antara lain Sekdakab Alamulhaq Daulay, Asisten II Syarifuddin Nasution dan pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah) lainnya disambut hangat masyarakat setempat yang tergabung dalam Pujakesuma.
Jafar Sukhairi tampak senyum sumringah sambil melipat tangan sebagai wujud terima kasih atas sambutan yang meriah di balai desa setempat.
Musik tradisional Jawa yang dimainkan seakan memperlihatkan kekayaan Indonesia. Bupati terlihat menikmati lantunan musik dan tarian adat Jawa tersebut. Sesekali ia mengabadikan seni tradisioonal yang merupakan kekayaan budaya nasional itu direkamnya melalui ponsel. (*)
Editor: Akhir Matondang