
PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Taman pembatas jalan di sepanjang Pasar Lama, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut tidak terawat. Sebagian besar tanaman bunga yang berada di jalur ini mengering, bahkan diperkirakan banyak sudah mati.
Berdasarkan hitungan kasar, tanaman bunga itu 250-an batang. Dari jumlah tersebut, yang tampak kering total sekitar 80 batang, sisanya daun mulai layu dan menguning. Ada juga dalam satu rumpun masih tumbuh subur, daunnya masih hijau.
Sejumlah warga mengaku kasihan melihat kondisi tanaman bunga di sepanjang pembatas jalan Pasar Jonjong, Panyabungan 2, Panyabungan sampai jembatan Aek Mata, Pasar Lama. Daun dan batang suatu rumpun tanaman terlihat kering kerontang.
“Kasihan, daunnya sampai kering. Pemkab hanya bisa membangun, tetapi tidak mampu merawat,” ujar Samsiah, seorang pedagang sayuran di Pasar Lama, Senin (3/7-2023).

Disebutkan, beberapa waktu lalu ia sering melihat satu unit mobil tangki melakukan penyiraman terhadap tanaman di sepanjang jalur pembatas jalan di pusat ibu kota kabupaten ini, namun belakangan sudah sangat jarang. “Biasanya menjelang sore. Sekarang, saya sudah lama tak melihatnya. Tetapi tidak tahu ya, apa kebetulan saja saya tidak lihat,” katanya.
Warga menduga bunga tersebut layu dan kering akibat jarang disiram pada musim kemarau ini. “Kalau mati kan tinggal dianggarkan lagi untuk beli bibit bunga. Gitu aja kok repot,” ujar seorang warga di salah satu rumah makan di Pasar Lama Panyabungan. Dari tempat lelaki 50-an tahun ini duduk, secara kebetulan tampak satu baris bunga berkisar tiga rumpun mati kekeringan.
Tidak itu saja, kolam di pembatas jalan persis di depan Masjid Raya Al-Qurro Walhuffadz, Pasar Lama, Panyabungan juga tidak terurus. Biasanya, kolam sepanjang sekitar 10 meter ini dilengkapi paralon tempat semburan air—menyerupai air mancur, namun sekarang hal itu tidak tampak lagi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Madina Khairul menyebutkan pihaknya tetap melakukan perawatan terhadap tanaman bunga di jalur pembatas jalan tersebut.
DLH Madina juga menempatkan beberapa petugas khusus menangani pembersihan, pemangkasan dan perawatan bunga secara secara rutinitas.
Penyiraman tanaman, kata Khairul, dilakukan menggunakan mobil penyiram minimal sehari satu kali, kecuali pada musim penghujan. Hanya saja sekitar tiga pekan lalu ada kendala pada mobil yang biasa melakukan penyiraman, yakni: tangkinya bocor.
“Alhamdulillah sudah dapat kami atasi dengan mengelas tangki yang bocor tersebut. Karena perbaikan kendaraan itu, sekitar dua hari petugas tidak melakukan penyiraman,” jelasnya.
Menurut Khairul, secara obyektif pada masa musim kemarau seperti sekarang faktor cuaca menjadi kendala dalam perawatan tanaman, terutama bunga. Sebenarnya tanaman kering tak hanya di sepanjang taman pembatas jalan Pasar Lama Panyabungan, tetapi hal serupa terjadi di tempat lain.
Meskipun begitu, DLH Madina tetap berupaya memelihara setiap tanaman sebaik mungkin agar tetap tumbuh secara baik. “Ini skala prioritas kami pada Perubahan APBD 2023 nanti. Bukan hanya tanaman di median jalan, seluruh taman kota diperbaiki atau dilakukan penanaman kembali,” ujar Khairul.
Mengenai ‘air mancur’ di depan Masjid Raya Pasar Lama, dia menyebutkan tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena ada peralatan rusak. Saat ini belum bisa diperbaiki akibat keterbatasn anggaran. Diharapkan hal ini juga menjadi prioritas penganggaran pada Perubahan APBD nanti.
Pada bagian akhir wawancara tertulis ini, Khairul berharap semua elemen masyarakat turut menjaga dan merawat taman karena hal ini demi keindahan lingkungan. “Termasuk masalah sampah, tugas kita bersama menjaga agar lingkungan tetap bersih.” (*)
Editor: Akhir Matondang