BERITAHUta.com—Upaya meningkatkan produksi kopi di Mandailing Natal (Madina), Sumut secara nyata dilakukan Rahmad Rayyan Nasution, anggota DPRD Provinsi Sumut. Bersama Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTB), ia memberikan bantuan 100 ribu bibit kopi arabika kepada masyarakat Kotanopan dan sekitarnya.
Tidak hanya bibit, wakil rakyat dari Partai Gerindra itu juga memberikan bantuan sarana dan prasarana produksi kopi terhadap sejumlah petani kopi. Kegiatan ini berlangsung pada, Minggu (27/6-2021).
Pada acara penyerahan bantuan, Rahmad Rayyan didampingi Atika Azmi Utammi, wakil bupati Madina terpilih hasil Pilkada 2020.
Selain itu, turut hadir antara lain: Saddam Husein dari Dinas Pertanian Madina; kepala desa se-rura Aek Singengu; pengurus kelompok tani; serta sejumlah penyuluh pertanian BPP Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan.
Penyerahan bibit tanaman kopi, termasuk saprodi (sarana produksi) merupakan salah satu program BBPPTB Medan guna mendukung kegiatan ekonomi masyarakat dalam mengembangkan ekonomi berbasis perkebunan.
Susi Lubis, dari BBPPTB, mengharapkan masyarakat petani kopi tetap semangat dan tekun mengembangkan tanaman kopi di Madina. “Kalau mau berhasil, tanamkan keyakinan pada diri kita masing-masing bahwa tanaman kopi menjanjikan untuk menunjang ekonomi keluarga,” katanya.
Karena itu, masyarakat petani kopi harus terus belajar dan mau mengembangkan tanaman ini. “Kuncinya mau, dan ikuti proses produksi sesuai ketentuan,” kata Susi Lubis.
Rahmad Rayyan menyebutkan ia sangat mendukung pengembangan kopi di wilayah Kotanopan dan sekitarnya. “Ini kampung kelahiran saya, tentu saya tidak akan tinggal diam dalam hal pengembangkan pertanian dan perkebunan di sini,” katanya.
Sebagai wakil rakyat tingkat provinsi, katanya, dia harus selalu hadir dalam menumbuhkan serta mengembangkan ekonomi produktif petani sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Atika Azmi Utammi menyampaikan apresiasi terhadap Kementerian Pertanian RI, khususnya, BBPPTB Medan, atas bantuan bibit kopi arabika yang diserahkan kepada masyarakat Kotanopan dan sekitarnya. “Ini diharapkan dapat mendorong petani mewujudkan kewirausahaan mandiri,” sebutnya.
Atika Azmi Utammi mengharapkan kedepan masyarakat petani kopi di Kotanopan dan sekitarnya sudah bisa menjual kopi dalam bentuk green bean atau bubuk agar nilai jualnya lebih baik.
“Kedepan, kita berencana membuat program pelatihan keterampilan petani kopi dalam hal pengolahan pasca panen tanaman kopi,” kata putri bungsi H. Khoiruddin Nasution dan Hj. Hamidah Lubis.
Dengan demikian, proses tanam dan pengolahan bisa dilakukan di Madina. “Hal ini tentu saja menjadi nilai tambah bagi daerah karena bisa membuka lapangan kerja serta meningkatkan harga jual hasil produksi,” jelas Atika Azmi Utammi. (*)
Peliput: Tim/Starfm
Editor: Akhir Matondang