BERITAHUta.com—Calon bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut H.M. Sofwat Nasution menyebutkan ada upaya pembodohan yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk memengaruhi pilihan masyarakat pada Pilkada Madina 9 Desember 2020.
“Ini pembodohan. Alhamdulillah masyarakat sudah cerdas, tak seperti yang mereka bayangkan,” kata Sofwat Nasution usai menggelar acara Doa dan Salawat di kediamannya, Kelurahan Sopolu-polu, Panyabungan, Madina, Sabtu malam (5/12-2020).
Doa dan Salawat yang digelar tersebut sebagai rangkaian penutupan masa kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Madina H.M. Sofwat Nasution-Ir. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir).
Menurut calon bupati Madina ini, selama melakukan kunjungan silaturrahmi di desa-desa, tim Sofwat-Beir banyak mendapat informasi dari masyarakat mengenai adanya upaya pembodohan yang dilakukan pihak-pihak tertentu agar calon yang mereka dukung dapat suara di TPS (tempat pemungutan suara).
Pihak-pihak tertentu, kata Sofwat Nasution, menebar informasi kepada masyarakat, jika pasangan calon bupati dan wakil bupati yang mereka jagokan kalah pada 9 Desember 2020, sejumlah dana bantuan terhadap masyarakat tidak dilanjutkan lagi.
Seperti: BLT (bantuan langsung tunai), dana desa, PKH (program keluarga harapan), bedah rumah, dan lainnya. “Masyarakat banyak memberi laporan kepada kami, mereka seperti ditakut-takuti. Saya tegaskan, ini pembodohan,” katanya.
Mantan danrem Bengkulu yang juga pernah menjabat dandim Pekanbaru, menegaskan semua jenis bantuan tersebut merupakan dana pusat. Dalam proses pendanaannya tidak ada kaitan dengan pemerintahan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, termasuk Madina.
“Ini program pusat, bukan dana APBD Madina. Siapa pun bupati dan wakil bupati terpilih, dana-dana tersebut tetap ada jika pusat memandang masih perlu dilanjutkan. Jadi tergantung pusat. Bukan kebijakan daerah, apalagi tergantung bupati,” sebut Sofwat Nasution.
Sebab itu, dia mengajak semua pihak agar tidak ada upaya-upaya pembodohan terhadap masyarakat dalam Pilkada Madina 2020. Terutama bagi oknum-oknum aparat desa dan aparat pemerintah di wilayah pantai barat Madina, yaitu kecamatan: Batang Natal, Lingga Bayu, Ranto Baek, Sinunukan, Batahan, Natal dan Muara Batang Gadis (MBG).
Sebenarnya mengenai hal ini hampir semua kecamatan di Madina mengalami intimidasi serupa, hanya saja yang lebih menyebar terjadi di pantai barat.
“Pesan saya, netrallah dalam pesta demokrasi ini. Kita tidak tahu, siapa nanti yang terpilih,” ujarnya sembari mengumbar senyum. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang