USAHA dan doa tidak akan menghianati hasil. Muhammad Rayhan sudah membuktikan kalimat bijak itu tak salah. Tekun belajar, rajin menjaga kesehatan fisik, serta selalu bermunajad kepada Allah Swt. Itulah yang dilakukan.
Dan, jika tidak ada aral melintang, tak lama lagi angan dan cita-cita menjadi seorang periwira bakal jadi kenyataan. Ini bagian dari tahapan mewujudkan impian menjadi seorang jenderal.
Rayhan—begitu ia biasa disapa—adalah satu dari 302 taruna Akademi Kepolisian (Akpol) yang diterima pada tahun akademik 2023. Sejak bulan lalu, ia memulai pendidikan di Akpol Semarang, Jateng.
Rayhan diterima di Akpol setelah menyisihkan 12.168 orang lainnya. Suatu prestasi membanggakan. Apalagi dari delapan perwakilan calon dari Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) yang ikut tes di Polda Sumut, hanya lulusan SMA Negeri 3 Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut 2023 ini yang berhasil lulus ke Semarang.
“Saya bangga. Ini berkat rida Allah Swt. Usaha, ketekunan belajar, doa semua pihak, terutama doa orang tua, alhamdulillah dikabulkan,” kata Delima Hanum Pulungan, ibu Rayhan kepada media ini, Selasa (15/8/2023).
Rayhan adalah putra kedua dari dua bersaudara pasangan Mahmul dan Delima. Kakak semata wayangnya: Maimunah Yamini, saat ini sedang menyelesaikan pendidikan di Fakultas Teknik Geodesi Undip Semarang.
Sebelum menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Panyabungan, Rayhan lulus MTs Negeri 2 Madina dan SD Negeri Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Panyabungan.
Cita-cita menjadi seorang jenderal sudah tertanam sejak lelaki yang dilahirkan 8 Januari 2006 masih kecil. “Waktu kecil, dia suka sering pakai baju seragam jenderal. Tidak pernah punya cita-cita lain, kecuali ingin menjadi jenderal,” cerita Delima.
Itu pula sebabnya jelang lulus SLTA maupun setelah tamat, Rayhan yang beberapa kali meraih prestadi lomba bidang matematika tidak berminat ikut tes masuk perguruan tinggi lain, termasuk melalui jalur undangan maupun SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
“Saya tawarkan STPDN juga dia enggak mau. Pokoknya, ingin jadi perwira supaya bisa jadi jenderal. Kata dia, kalau tidak Akpol, ya Akmil,” jelas Delima.
Jika saat ini Rayhan bisa masuk Akpol, tentu itu diraih melalui perjuangan serta kerja keras. Sejak tingkat SLTP sudah mempersiapkan diri melalui bimbingan dan arahan sang ibu. Ia juga menjaga kesehatan secara baik melalui kegiatan olahraga teratur. Antara lain, latihan bulutangkis di GOR Banjarsibaguri, Panyabungan.
Saat duduk di SMA Negeri 3 Panyabungan, rutin latihan fisik bersama seorang guru bernama Parlin. Tak itu saja, setiap libur sekolah, ibunya membawa Rayhan ke Medan ikut les privat kebugaran badan. Antara lain bagaimana push-up, sit-up, restock, dan lari yang benar. Termasuk belajar renang.
Menurut Delima, putranya benar-benar memanfaatkan waktu semasa MtsN dan SMA untuk mempersiapkan diri menggapai cita-citanya. “Alhamdulillah berkat keseriusan belajar, dia beberapa kali dapat medali emas bidang matematika, bahkan sampai tingkat nasional,” ujar pegawai pada Dinas Perikanan Tapsel lulusan pasca sarjana Universitas Andalas (Unand) Padang.
Dia menyebutkan, “Enggak ada yang tak mungkin. Belajar, jaga kesehatan. Tetapi semua itu harus melalui proses. Setahun sebelum lulus SLTA, dia sudah saya bawa medical check-up kesehatan di RS Bhayangkara Medan.”
Sehingga jika ada suatu penyakit, misalnya, masih ada waktu untuk mengobati. “Inilah yang kami lakukan. Alhamdulillah, usaha tidak menghianati hasil,” sebut Delima.
Selamat untuk ananda Muhammad Rayhan…(*)
Editor: Akhir Matondang