BERBAGI
KURMA MUDA--Pohon kurma di halaman rumah Zakaria Siregar sedang berbuah meskipun selama ini nyaris tidak ada perawatan khusus.. Gambar diambil, Jumat (15/12/2023). (foto: akhir matondang)

PERNAHKAH anda melihat langsung pohon kurma berbuah. Jika belum, anda bisa datang ke Lorong IV, Desa Jambur Padangmatinggi, Kecamatan Panyabungan Utara, Mandailing Natal (Madina), Sumut. Di sini, tanaman yang banyak tumbuh di kawasan Afrika dan Timur Tengah ini sedang berbuah.

Pohon kurma ini tumbuh di halaman rumah Zakaria Siregar (63), seorang penderes getah karet. Buahnya tak terlalu banyak, hanya dua tandan. Saat ini buah-buah tersebut tampak berwarna kuning kunyit sebagai pertanda sudah tua.

Banyak masyarakat sengaja datang ke Jambur Pandangmatinggi sekadar melihat pohon kurma yang berbuah di depan rumah Zakaria. Sebagian di antara mereka meminta buahnya karena diyakini bisa sebagai obat berbagai penyakit.

“Sudah (buah) mau habis, banyak yang minta untuk obat,” kata Zakaria kepada Beritahuta pada, Jumat (15/12/2023) petang.

Kurma muda, seperti terdapat di tanaman milik Zakaria, ini berwarna kuning kunyit dan memiliki tekstur agak keras. Ini beda dengan kurma biasa atau kering yang memiliki warna hitam atau cokelat. Teksturnya juga lebih empuk.

Zakaria Siregar (foto: akhir matondang)

Perbedaan lainnya adalah rasa. Kurma yang biasa dikonsumsi pada bulan puasa memiliki rasa manis. Sedangkan kurma muda terasa asam dan sepat. “Begitulah rasanya, tetapi kalau ditunggu beberapa hari setelah dipetik baru agak manis,” sebut Zakaria.

BERITA TERKAIT  Masyarakat Pantai Barat Antusias Datangi Lokasi Vaksinasi Massal

Pohon kurma di depan rumah Zakaria hanya satu batang. Tidak tahu pasti umur tanaman ini, namun dipastikan lebih 20 tahun. “Dulu tumbuh sendiri, mungkin ada yang buang biji kurma. Kami biarkan saja, lama-lama besar seperti sekarang,” kata si pemilik.

Saat ini tinggi pohon kurma sampai tanda buah sekitar empat meter. Dua meter dari tanah tempat tumbuh pada bagian batang tampak seperti dibalut akar. Sedangkan pada bagian atas terdapat  bekas potongan pelepah daun menyerupai batang sawit.

Menurut Zakaria, meskipun pohon kurma itu sudah empat kali berbuah, tidak pernah sampai matang di pohon seperti buah kurma kering yang biasa dijual di pasar sebab keburu habis dipetik mereka yang minta.

“Tidak ada musim. Layaknya sawit atau kelapa, tak lama setelah habis buah terdahulu, keluar lagi bunga. Ini kali keempat berbuah. Waktu berbuah ketiga, ada empat tandan,” jelasnya.

Biasanya, buah belum matang, sudah habis diminta orang. Bahkan, kurma muda dari tanaman Zakaria yang juga sehari berkebun ini sempat  dikirim ke Bogor oleh seseorang untuk penyubur kandungan.

BERITA TERKAIT  Buat Surat Keterangan Palsu sebagai Syarat Daftar PPPK Madina, Adik Wakil Bupati Madina Bisa Dipidana

“Kebanyakan minta saja. Paling ada satu dua ngasih uang rokok. Itu pun mungkin lantaran dia enggak enak lagi sudah beberapa kali minta,” tutur Zakaria sembari senyum .

Menurutnya, tidak ada parawatan khusus terhadap pohon kurma itu. Termasuk tak pernah dipupuk sama sekali. Namun lelaki yang kini menduda setelah ditinggal istrinya meninggal mengaku bisa membantu tanaman kurma warga yang belum pernah berbuah.

Buah kurma muda milik Zakaria ini sudah mau habis lantaran banyak diminta warga untuk obat. (foto: akhir matondang)

“Ini enggak ada perawatan. Tetapi insyallah saya bisa bantu agar pohon kurma yang belum pernah berbuah menjadi berbuah. Saya bisa olah pupuknya,” kata Zakaria.

Banyak Khasiat

Dikutip dari pencarian google, kurma muda banyak diburu untuk mendapatkan khasiatnya. Kurma muda memiliki banyak kandungan dan nutrisi yang baik bagi tubuh. Yakni: zat besi, kalsium, klorida, vitamin A,C, K, dan nutrisi-nutrisi lainnya.

Ada beberapa khasiat kurma muda, antara lain: meningkatkan kesuburan agar bisa mendapatkan buah hati; mencegah perut sembelit; mengontrol kadar gula darah; mengurangi kadar kolesterol; menjaga kesehatan otak; dan mencegah terjadinya penyakit jantung.

Nah, jika ingin mencoba khasiat kurma muda, tak ada salahnya datang ke rumah Zakaria, mumpung masih ada buahnya. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI