PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Aneh tapi nyata. Pada saat banyak warga desa di Mandailing Natal (Madina), Sumut minta perbaikan jalan di wilayah mereka, malah Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), setempat menganggarkan pembanguan jalan di kawasan tak berpenduduk.
Bukan hanya tak ada permukiman di sepanjang jalan ini. Tetapi lokasi tersebut lengang dari lalu-lalang kendaraan bermotor, juga hening suara aktivitas masyarakat. Di kiri kanan jalan yang sedang dibangun tampak terbentang luas areal kebun karet.
Proyek yang masuk dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Madina tahun 2022 itu bernama: Peningkatan Jalan Komplek Perkantoran Pemda-Sipalangka. Lokasinya ada di timur kawasan rekreasi Panatapan, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Madina.
Tidak jelas berapa panjang jalan yang sedang tahap pengerjaan CV Anugrah Permai—diduga perusahaan dari Padangsidimpuan. Namun berdasarkan papan plang proyek yang ada di lokasi, tertulis anggaran pembangunannya bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) 2022 senilai Rp3.487 miliar lebih.
Elpianti Harahap, kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Madina, tak bersedia memberikan keterangan terkait panjang jalan yang sedang tahap pebuatan cor talud ini.
Wartawan media ini sudah dua kali melihat langsung proses pengerjaan pembangunan jalan ini. Setiap kesana, tidak terlihat ada kendaraan atau warga lalu-lalang.
Pertama pada, Selasa (20/9-2022), hanya tampak rekanan sedang melakukan perataan jalan menggunakan satu unit tendem roller (stoomwals).
Lalu, Sabtu (8/10-2022), selama dua jam Beritahuta berada di lokasi—sekitar pukul 14.00 sampai 16.00—hanya ada satu pengendara sepeda motor lewat, itu pun pasangan muda-mudi.
Hingga Sabtu akhir pekan lalu, pemborong masih mengerjakan talud pada salah satu sisi. Selain itu mereka sudah mencor jalan menurun yang begitu curam. Sepanjag jalan sudah diratakan, namun belum diaspal.
Seorang ibu pemilik warung di Dusun Hutagodang, Desa Aek Marian, Kecamatan Lembah Sorik Marapi (LSM), Madina—sekitar dua kilometer dari lokasi proyek—menyebutkan jalan yang sedang dibangun pemda tersebut jarang dipakai warga. “Itu hanya jalan orang yang punya kebun karet disana,” katanya.
Memang sangat ironis. Begitu banyak warga desa di sekitar Panyabungan yang berharap jalan mereka dibangun Dinas PUPR Madina, tetapi instansi ini seolah tutup mata.
Misalnya, jalan di Desa Aek Mata, Sopo Batu, dan Aek Banir yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Jalan Desa Aek Banir bukan hanya dipakai warga setempat, tetapi juga menjadi tempat lalu lintas penduduk Tambangan yang hendak beraktivitas di Panyabungan.
Kepala Dinas PUPR Madina Rully Andriansyah tidak memberikan jawaban ketika dikonfirmasi apakah peningkatan ruas jalan Komplek Pemda-Sipalangka dianggap mendesak disaat kondisi keuangan Pemkab Madina terbatas.
Pejabat yang selalu enggan memberikan keterangan terhadap wartawan terkait bidang tugasnya ini juga tidak mau menyebutkan alasan pembangunan jalan tersebut. (*)
Editor: Akhir Matondang