JAKARTA, BERITAHUta.com—Sekitar 10 perusahaan dalam dan luar negeri dikabarkan beminat mengambil alih kepemilikan saham PT SMGP (Sorik Marapi Geotermal Power) selaku pemilik proyek panas bumi di Desa Sibanggor Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM) Mandailing Natal (Madina), Sumut.
Informasi itu terungkap ketika Irwan Daulay, staf Khusus Bupati Madina, bertemu Direktur Jenderal EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi) Kementerian ESDM (Energi Sumber dan Sumberdaya Mineral) Dadan Kusdiana di Jakarta pada, Kamis (23-2-2023).
Pertemuan itu dalam rangka audensi sesuai arahan Bupati Madina H.M. Jafar Sukhairi Nasution kepada Irwan Daulay.
Dadan mengatakan, PT SMGP sedang berupaya menjual kepemilikannya kepada perusahaan lain. Informasi terakhir sudah 10 perusahaan swasta dalam dan luar negeri menyatakan berminat dan sedang melakukan negosiasi.
Upaya peralihan kepemilikan KS Orka sebagai pemilik saham mayoritas pada PT SMGP, lanjut Dadan, tidak menyalahi ketentuan dan dibolehkan dalam bentuk B to B (Business to Business) sepanjang calon pemilik memenuhi syarat kompetensi sesuai aturan dan kontrak yang disepakati.
Ketika ditanya Irwan mengapa KS Orka berusaha menjual sahamnya, menurut Dadan, kemungkinan disebabkan insiden demi insiden yang terjadi belakangan dianggap sangat menggangu operasional perusahaan.
Hal itu tentu sangat logis meskipun sebenarnya sangat disayangkan karena sudah berproduksi dan tinggal menyelesaikan dua unit lagi (unit 4 dan 5) dengan kapasitas terpasang nantinya 240 Mwatt. Berdasarkan hasil eksplorasi terbaru, dapat mencapai 300 MWatt.
Produksi Normal
Dalam pertemuan itu Dadan juga menjelaskan kondisi terakhir operasional perusahaan panas bumi tersebut pasca insiden yang menimbulkan korban keracunan sejumlah warga.
Saat ini, kata dia, PT SMGP sudah produksi secara penuh sampai unit tiga dengan suplai mencapai 150 MWatt ke grid PLN. Perusahaan ini juga sudah diizinkan lagi melakukan operasional sebagaimana biasa. Hal ini untuk mencapai target sebagaimana kontrak sampai unit lima nantinya dengan total kapasitas terpasang 240 Mwatt
Dadan yang dalam pertemuan itu didampingi Kepala Subdit Keteknikan dan Pengawasan Roy Chandra Harahap juga mengharapkan kedepan tidak terjadi lagi insiden yang merugikan masyarakat sekitar WKP.
Apalagi sebenarnya, kata dia, usaha panas bumi mestinya lebih aman dari jenis pembangkit listrik lain meskipun dalam kenyataan ada saja kecelakaan terjadi akibat faktor alam maupun persoalan teknis di lapangan lantaran kesalahan manusia.
“Kedepan kita terus mengevaluasi dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga insiden serupa yang merugikan semua pihak dapat diminimalisir,” ujar Dadan. (*)
Editor: Akhir Matondang