BERITAHUta.com—Puluhan pengemudi beca motor (betor) yang biasa beroperasi di sekitar Kota Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut secara suka rela mencat betor mereka pakai pilox dengan tulisan Sofwat-Beir dan angka tiga.
Ini mereka lakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan calon bupati dan wakil bupati Madina H.M. Sofwat Nasution dan Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir) pada Pilkada Madina yang bakal digelar 9 Desember 2020.
Tulisan: Sofwat-Beir dan 03 tampak ada di bagian kaca depan, bagian belakang, samping kiri dan kanan. Meskipun dibuat secara sederhana menggunakan cat pilox putih dan biru, tapi tulisan tersebut cukup menyita perhatian warga, terutama penumpang betor.
Menurut Khairil Patri, pengemudi betor yang tinggal di Jalan Bermula 4, Kelurahan Sipolu-polu, Panyabungan, Madina saat ini ada 40-an betor di Panyabungan bertuliskan Sofwat-Beir.
“Ini kami buat suka rela. Kami patungan beli pilox, lalu cari karton untuk cetakan huruf dan angka. Maklum kami tidak sekolah, jadi huruf dan angkanya tak bagus,” kata Khairil.
Ia mengatakan mereka nekat mencat body betor dengan tulisan Sofwat-Beir dan angka 03 sebagai bentuk dukungan pada pasangan Sofwat-Beir.
“Por roa nami maruba daerah taon. Por roa nami Madina i pimpin jenderal. Tegas, dungi marwibawa,” kata Adek, pengemudi Betor asal Gunungtua, Panyabungan, Madina.
Meskipun tulisan tidak rapi, dan membuat betor terkesan tidak bersih, ujar Adek, mereka tidak peduli. Justru merasa bangga bagian dari pendukung Sofwat-Beir.
“Anggo nomor dua madung rap ita boto dosa-dosa dohot pahalona i Madina on. Nomor sada pe songoni. Bahkan iboto nomor sada do dosa dohot pahalo na ikarejoon nomor dua. Jadi saropo dei alai,” kata seorang pengemudi betor lainnya mengutip ungkapan seorang ulama Madina.
“Nah, pala adong dosa dohot pahalo nomor tolu indape ita boto,” tambahnya.
Bertemu Sofwat Nasution
Jika Tuhan berkehendak, siapa pun tak ada yang mampu menghalangi. Jumat malam lalu, tanpa direncanakan Sofwat Nasution, Zubeir Lubis dan Mudir Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution salat magrib di Masjid Al-Falah, Sipolu-polu.
Saat itu sejak sore hujan deras. Mobil ditumpangi Sofwat Nasution parkir persis di dekat betor bertuliskan Sofwat-Beir. Karena buru-buru turun dari mobil agar tak kehujanan, jenderal Kopassus tak melihat tulisan di betor. Apalagi ia pakai payung.
Meskipu Khairil melihat mobil ber-branding (gambar) Sofwat-Beir parkir dekat betornya, ia tak tahu kalau seseorang yang turun dari mobil tersebut calon bupati dukungannya.
“Marepet mesin nai, ima so ison kami painte udan. Rupana pautan nami do na turun ngon motor i,” kata Adek.
Seseorang memberi tahu jika yang turun dari mobil Sofwat Nasution. Karena ingin ketemu, para pengumudi betor pun menunggu sampai usai salat isya—setelah salat magrib dilanjutkan pengajian rutin. Secara kebetulan juga hujan belum reda.
Usai salat isya, Sofwat Nasution pun baru sadar betor yang parkir di dekat mobil yang ditumpangi bertuliskan Sofwat-Beir.
Para pengemudi betor menyalam Sofwat Nasution begitu keluar dari gang masjid. Lalu, mereka tampak bincang-bincang mengenai berbagai hal.
“Sadia ma penghasilanta sadari,”tanya sang calon bupati yang elektabilitasnya kian tinggi.
“Ngatontu bang. Tarkadang Rp20 ribu pe ngadapot,” ujar Khairil.
Mendengar ungkapan itu, Sofwat Nasution hanya mangguk. Ia terlihat sangat prihatin.
Ditengah hujan rintik-rintik, obrolan mengalir begitu akrab. Pengemudi betor tampak senang bertemu Sofwat Nasution, yang mereka idolakan.
“Alhamdulillah tanpa sangajo pasuo langsung,” kata Khairil. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang