PENGANTAR—Fenomena siluman dalam seleksi masuk PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di Mandailing Natal (Madina), Sumut tergolong sistematis. Tindakan ini suatu penzaliman terhadap mereka yang sudah mengabdi belasan tahun sebagai guru honorer.
Kami coba buka satu persatu secara bersambung nama-nama mereka yang lulus PPPK diduga menggunakan data palsu. Terindikasi ‘main mata’ antara kepsek dan Dinas Pendidikan Madina.
Kita berharap jika ada peserta seleksi PPPK terbukti menggunakan data palsu, supaya dibatalkan. Jika perlu proses secara hukum.
Kenapa mereka yang sebagian tak pernah merasakan suka duka sebagai seorang guru honorer, bisa masuk Dapodik. Siapa sebenarnya yang bermain. Siapa ordal-nya. Satu per satu media ini bakal mengungkap melalui tulisan bersambung bertajuk “bongkar guru honorer siluman PPPK Madina”. *
PENELUSURAN honorer siluman yang lulus PPPK Madina 2023 masih di seputar Kecamatan Batahan, Madina. Kali ini, perjalanan menuju SD Negeri 338, yang beralamat di Kelurahan Pasar Batahan.
Di sekolah itu terdapat 14 tenaga honorer yang ikut seleksi masuk PPPK 2023. Tujuh di antaranya dinyatakan lulus, sementara tujuh lagi ‘terjungkal’ oleh dugaan kesewenang-wenangan panitia pihak Dinas Pendidikan dan BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Madina.
Persoalan timbiul ketika dua di antara yang lulus tersebut diduga belum memenuhi syarat administrasi sesuai ketentuan Prioritas 3 (P3). Keduanya adalah Aulia Ratna dan Sinta Bella.
Sekadar mengingatkan, kategori P3 adalah para guru non ASN– tidak termasuk guru non ASN Prioritas I– di satuan pendidikan yang memiliki keaktifan mengajar minimal tiga tahun atau setara enam semester pada Dapodik.
Poin pokok dari ketentuan itu adalah aktif mengajar minimal tiga tahun atau setara enam semester Dapodik. Dari berbagai sumber menyebutkan masa kerja Aulia dan Sinta sebagai honorer belum sampai dua tahun. Bahkan ada yang menyebutkan baru sekitar setahun ketika masa pendaftaran.
Itulah sebabnya, menurut informasinya pada saat mendaftar PPPK Madina 2023 lalu, Aulia sempat dinyatakan TMS (tidak memenuhi syarat). Ia juga disebutkan baru lulus kuliah satu tahun terakhir. Namun entah kenapa, tiba-tiba dia lulus administrasi dan bisa mengikuti tes CAT yang diadakan BKN (Badan Kepegawaian Nasional).
Pasca pengumuman kelulusan seleksi PPPK Madina, warga Batahan ramai memperbincangkan sosok Aulia dan Sinta. Bahkan, sering menjadi topik gunjingan para guru di kecamatan itu. “Entah bagaimana keduanya bisa ikut seleksi, padahal belum sampai tiga tahun jadi honorer,” kata seorang guru di Batahan.
Tudingan itu sah-sah saja, apalagi Aulia merupakan anak kandung Adi Sukarmin, kepala SDN 338 Pasar Batahan. Sedangkan Bella, disebut-sebut punya famili dekat di kantor BKPSDM dan keluarga dari kepala sekolah (kepsek) sebelum Adi Sukarmin menjabat di sekolah ini.
Uniknya, dari tujuh orang yang lulus PPPK Madina dari SDN 338, masa kerja Aulia dan Bella paling rendah. Sebaliknya, dari tujuh pegawai honor tidak diterima, masing-masing memiliki masa kerja palong rendah lima tahun, serta paling tinggi 14 tahun.
Seorang guru menyebutkan data Dapodik Aulia dan Bella diduga dirubah operator bernama Sucipto sesuai perintah Adi Sukarmin. Tujuannya, tentu saja supaya keduanya bisa mendaftar seleksi PPPK 2023. “Coba periksa, pasti ada rekayasa,” katanya.
Menurut Adi Sukarmin, Aulia dan Bella sudah tiga tahun sebagai tenaga honorer di SDN 338. “Keduanya mulai honor sejak saya belum menjabat di sini. Masih kepala sekolah yang lama,” katanya.
Penjelasan Adi Sukarmin membingungkan. Di satu sisi dia mengatakan Aulia dan Bella sudah tiga tahun menjadi honorer di SDN 338. Di sisi lain, dia menyebutkan keduanya mulai jadi guru honorer di sekolah itu sejak 1 Januari 2021.
Kalau memang tercatat di Dapodik 1 Januari 2021, maka masa kerja mereka pada September 2023—saat pendaftaran PPPK Madina– belum sampai tiga tahun. Tepatnya baru sekitar 2,9 tahun.
Makin aneh lagi, Adi Sukarmin mengatakan dia sudah menjabat kepsek di SD 338 tiga tahun. “Tiga tahun, sejak 2021, eh 2022. Pokoknya sudah tiga tahun,” katanya.
Sesuai dokumen media ini, Adi Sukarmin baru dilantik sebagai kepsek menggantikan Nurhayati—kepsek sebelumnya yang pensiun—pada 2 Februari 2023. Saat itu Sekdakab Alamulhaq melantik 460 kepsek tingkat TK, SD dan SMP di Gedung Serbaguna.
Jika beracuan pada pernyataan Adi Sukarmin bahwa Aulia dan Bella mulai honorer beberapa bulan sebelum ia menjabat kepsek, berarti keduanya masuk kerja sebagai honorer pada akhir 2022. Kita umpakan pengertian akhir 2022 itu mundur enam bulan ke belakang, berarti Juni 2022. Dari Juni 2022 sampai September 2023, itu hanya 1,3 tahun.
Lalu, anggaplah TMT (terhitung mulai tanggal) Aulia dan Bella per 1 Januari 2022, maka masa kerja mereka belum sampai dua tahun karena proses administrasi seleksi PPPK Madina mulai sekitar September 2023.
Hal ini diperkuat oleh pengakuan Nurhayati, mantan kepsek SDN 338 Pasar Batahan. Aulia dan Bella masuk honorer di sekolah ini menjelang Nurhayati memasuki masa pensiunnya. “Masa kerja mereka paling sekitar dua tahun, kalau tiga tahun belumlah,” kata mantan kepsek SDN 338 itu.
Kepada media ini, Adi Sukarmin membantah telah merubah Dapodik Aulia dan Bella. “Operator saya Sucipto namanya. Tapi saya yang mendaftarkan Dapodik mereka ke Dinas Pendidikan Madina,” katanya kepada Beritahuta.com, Kamis (11/1/2024) malam.
Mengenai dugaan Bella ‘ditolong’ oleh familinya di BKPSDM Madina, lagi-lagi kepsek membantah. “Sepengetuan saya tidak ada koluarga Bella di BKD (BKPSDM Madina),” ujar Adi Sukarmin. (*)
Editor: Akhir Matondang