BERITAHUta.com–Wajar saja lokasi SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 6 Siabu, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut dijadikan tempat mesum oleh orang-orang tertentu. Kondisi halaman dan bangunan sekolah ini memang sangat memungkinkan untuk melakukan perbuatan tersebut.
Saat ini kondisi sekolah sangat memprihatinkan. Dari pantauan media ini, tampak tidak ada perawatan sama sekali, terutama sejak libur covid-19.
Seorang guru mengatakan, sang kepala sekolah (kepsek), selama tidak ada kegiatan tatap muka antara siswa dan guru, terkesan makan gaji buta. Tidak peduli dengan kondisi sekolah, termasuk pendidikan siswa. Kepsek hanya fokus mengutak-ngatik dana BOS (bantuan operasional siswa).
“Belum tentu dua pekan sekali ibu kepsek datang ke sekolah selama libur ini. Kalau bukan karena urusan uang, dia tak akan datang,” kata guru yang tak mau disebut namanya itu.
Bukan saja halaman SMPN 6 Siabu tak terawat, kondisi fisik bangunan tidak lebih bagus dari gudang tak terurus. Pintu-pintu serta hampir semua jendela rusak. Demikian juga plafon. Jangankan orang, binatang saja bisa leluasa keluar masuk dari ruang belajar siswa.
“Naso tontu dei kepala sekolah i. Pala ro tu sikola karejo nia hanya kutak-katik dana BOS, itu pun sebentar saja, baru pulang lagi,” kata seorang guru lainnya.
Dia mengatakan, mestinya jika kepala sekolah tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi, ia bisa sisihkan sedikit dana BOS untuk perawatan sekolah, paling tidak babat rumput dan beli kunci-kunci pintu.
Bangunan dan halaman SMPN 6 bisa disebut terlantar. Tidak heran jika hal ini mengundang orang-orang tertentu menjadikannya tempat mesum (baca: Duh, 2 ABG Mesum di Depan Ruang Kepala SMP Negeri 6 Siabu, Ini Foto-Fotonya…).
Tak hanya tempat mesum, lokasi SMPN 6 Siabu memberi perluang dijadikan tempat mengonsumsi narkoba, bermain judi dan tempat mencuri perlengkapan sekolah, seperti meja dan kursi.
Halaman sekolah yang berlokasi di Desa Tanggabosi 3, Kecamatan Siabu, ini mirip “hutan belantara”. tanaman liar di sekitar bangunan tempat belajar menjulang tinggi, mencapai tiga meter.
Rumput dan tanaman liar bukan hanya di belakang sekolah, tetapi rata di semua sudut sekolah. Termasuk di tempat lapangan olahraga, tinggi rumput mencapai dua meter.
Dua ruang ganti pakaian dalam keadaan rusak. Bak mika penampungan air di tempat ini sudah tidak di tempatnya. Sementrara bak mika untuk ruang kepsek dan TU (tata usaha), dalam kondisi rusak parah. Bangunan toliet yang kelihatan baru, nyaris tertutup rumput dan tanaman liar.
Berdasarkan pantauan Beritahuta pada, Senin (26/4-2021), bangunan SMPN 6 sangat menyedihkan. Kesan pertama yang timbul, sekolah ini tak bertuan dan tidak ada sama sekali peduli pada aset milik pemerintah daerah.
Hanya ruang laboratorium dan perpustakan yang kondisinya lumayan–selain ruang guru, ruang kepsek, dan TU (tata usaha).
Dari 6 ruang belajar, kondisinya tak satu pun yang terurus. Pintu-pintu dan jendela sebagian besar rusak parah, sehingga leluasa masuk ke dalam. Apalagi lokasi sekolah berada di belakangn perkampung, dan sekitar arealnya dijadikan warga jalan menuju sawah mereka.
“Kalau siang aja orang ada yang mesum di sini, bagaimana malam. Lihatlah kondisinya. Tidak menutup kemungkinan jika malam sekolah ini dijadikan tempat mesum,” kata warga setempat.
Kepala SMPN 6 Erlina belakangan sulit dihubungi, kalau hanphone aktif, tidak diangkat. Tetapi acap teleponnya tidak dalam keadaan aktif.
Setelah ada berita soal mesum, ia baru menghubungi media ini. “Saya akui sekolah kami kondisinya begitu. Silakan tulis saja,” katanya seolah tak berdosa. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang