BERBAGI
M. Sofwat Nasution

DALAM sepekan terakhir media catak, elektronik dan online lokal digetarkan pemberitaan mengenai kegiatan bakal calan (balon) bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut Brigjend TNI (Purn) M. Sofwat Nasution.

Pun wajah media sosial “berpenduduk” kalangan orang Mandailing penuh suguhan wajah dan berita mengenai aktivitas Sofwat, baik kegiatan pendaftaran ke partai politik (parpol) juga rangkaian sosialisasi di tengah masyarakat.

Ada yang menyebut, dalam sepekan Sofwat berhasil “menggetarkan” jagat Madina. Ini sesuatu yang jarang dilakukan seorang balon dalam setiap hajat pilkada di daerah ini.

Popularitas Sofwat sebagai balon begitu cepat melejit, dan dukungan masyarakat datang menggebu-gebu. Para tokoh-tokoh berpengaruh Madina, satu persatu menyatakan dukungan terhadap sang jenderal Koppasus ini.

Jika ditelisik fenomena ini terjadi antara lain, pertama: sosok Sofwat diharapkan mampu memperbaiki Madina kedepan. Mengangkat kembali marwah kabupaten di tingkat nasional. Belakangan ini nama Madina kerap muncul di televisi nasional, tapi umumnya menampilkan sisi negatif: ada korupsi di tangani kejatisu, ada korupsi di tangani KPK, ada viral surat pengunduran diri sebagai pejabat publik, ada narkoba, dan lain sebagainya.

Sofwat juga diharapkan mampu meningkatkan pembangunan di semua bidang. Menjadikan masyarakat, terutama para generasi muda daerah ini lebih religius dan cerdas.

Kedua, masyarakat mengimpikan adanya perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan yang dalam beberapa tahun terakhir terkesan seperti hilang komando. Berjalan apa adanya, dan ada apanya.

Ketiga, masyarakat juga merindukan sosok pemimpin seperti yang pernah dilakoni H. Amru Daulay. Ungkapan ini sudah kerap terdengar, bahkan disampaikan langsung terhadap Sofwat.

Sebaliknya dalam rangka suksesi di Madina, Sofwat juga sangat serius ingin menjadi orang nomor satu di daerah ini melalui hajat pilkada yang digelar September 2020.

Sebelumnya sempat ada keraguan dari sejumlah kalangan, sebab begitu mendeklarasikan hendak maju sebagai balon bupati yang disamipakan kali pertama di rumah tokoh adat Riza Pahlewi di Kotanopan, namanya sempat redup. Apalagi setelah PDIP dan Nasdem membuka penjaringan, dia tidak mendaftar.

BERITA TERKAIT  Soal Pencopotan Jabatan Rizal Efendi (1), Bupati: Jangan Sampai Kita Disebut Kejam

Padahal Sofwat besarta tim sudah safari silaturrahmi di sejumlah desa yang ada di wilayah pantai barat, Madina. Kegiatan itu dimaksudkan untuk lebih mengenal daerah yang berada di bibir pantai serta kaya komoditi perkebunan sawit tersebut.

Berselang sekitar satu setengah bulan pasca kunjungan ke pantai barat, pada Jumat (8/11-2019), Sofwat bersama para pendukungnya dari beberapa elemen masyarakat muncul di sekretariat Partai Gerindra untuk mendaftar sebagai balon. Mata warga di kabupaten ini  mulai tertuju kembali kepadanya.

Mungkin sengaja dipilih Jumat sebagai hari pertama mendaftar di parpol dengan harapan mendapat barokah dari Allah Swt. Siangnya, ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan dalam kurun enam hari berturut-turut, Sofwat mendaftar di sembilan parpol: Gerindra (7 kursi), PKS (4), Perindo (2), PKPI (1), Berkarya (1),  Demokrat (5), Golkar (5), PKB (4), dan PPP (2 kursi).

Dua partai lagi belum membuka pendafataran: PAN (3) dan Hanura (4). Sedangkan PDI-P dan Nasdem, Sofwat tidak sempat mendaftar sebab ketika masa pendaftaran hingga penutupan, alumni Lemhanas (2013) yang pernah menjabat komandan Korem Bengkulu, sedang berada di luar negeri.

Dengan mendaftar hampir di semua parpol, menjadi bukti keseriusan maju pada pilkada nanti. Hati kecil alumni Akmil (1985) yang lahir di pusat Kota Panyabungan tersebut terpanggil untuk membenahi kampung halaman yang kondisinya saat ini—dari segala bidang—ditengarai jauh tertinggal dibanding daerah tingkat dua lain di Sumut.

Tekad Sofwat kian tak terbendung lantaran ia juga didukung tokoh-tokoh berpengaruh yang ada di Jakarta dan Medan. Ini artinya jika kelak sang jenderal terpilih jadi bupati Madina, ia tidak berjalan sendiri sehingga proses pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa lebih cepat.

BERITA TERKAIT  Jenderal M. Sofwat Nasution Kembalikan Formulir di PPP Madina

Sosok Sofwat juga diharapkan bukanlah tipe pemimpin yang banyak mengumbar janji. Dalam setiap pernyataannya kepada wartawan atau saat bersosialisasi di tengah masyarakat, tak satu janji pun terucap terkait hajat pilkada ini.

Sofwat hanya kerap menyebutkan, dengan segala daya dan kemampuan  ia ingin membangun dan memajukan Madina bersama semua elemen masyarakat. “Tidak mungkin saya sendiri. Mari kita bangun dan benahi bersama daerah kita ini,” katanya dalam suatu kesempatan.

Kecerdasan serta pengalaman dimiliki juga diyakini menjadi modal dalam memimpin jika kelak terpilih jadi bupati. Setiap kebijakan yang berdampak langsung terhadap masyarakat atau aparatur, terlebih dahulu dipertimbangkan dan dikaji secara matang sehingga benar-benar menjadi keputusan yang baik bagi kemajuan dan bermanfaat bagi masyarakat. Termasuk tidak membuat kebijakan yang berpotensi melabrak  peraturan dan perundang-undangan.

Dari sejumlah nama balon yang akan maju pada pilkada 2020, banyak pihak menyebutkan peluang paling besar untuk memenangkan pertarungan ada di pihak Sofwat. Hal ini bisa dilihat, dari tingkat keseriusan dan dukungan elemen masyarakat yang terus mengalir.

Bukti tersebut  di antaranya:  baru dia yang sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat, memasang alat peraga di kampung-kampung, intens melakukan komunikasi dengan pihak parpol di semua tingkatan, mendaftar lebih hampir di semua parpol, dan unggul dari sudut pandang SDM (sumber daya manusia).

Memang perjalanan masih panjang. Hingga saat ini belum satu pun balon yang bisa “berlayar”, termasuk Sofwat. Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Politik itu dinamis. Partai masih melakukan seleksi terhadap balon yang bakal diusung ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai kekanisme masing-masing.

Hanya saja, kalau saja diumpamakan hembusan angin sepoi-sepoi, sekarang tiupannya sedang mengarah terhadap Sofwat, yang di kalangan rekan-rekan sesama milter ia kerap disebut “jenderal masjid”.

Selamat berakhir pekan….

(Akhiruddin Matondang)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here