BERBAGI
foto: istimewa

PENGANTAR—Fenomena siluman dalam seleksi masuk PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) di Mandailing Natal (Madina), Sumut tergolong sistematis. Tindakan ini suatu penzaliman terhadap mereka yang sudah mengabdi belasan tahun sebagai guru honorer.

Kami coba buka satu persatu secara bersambung nama-nama mereka yang lulus PPPK diduga menggunakan data palsu. Terindikasi  ‘main mata’ antara kepsek dan Dinas Pendidikan Madina.

Kita berharap jika ada peserta seleksi PPPK terbukti menggunakan data palsu, supaya dibatalkan. Jika perlu proses secara hukum.

Kenapa mereka yang sebagian tak pernah merasakan suka duka sebagai seorang guru honorer, bisa masuk Dapodik. Siapa sebenarnya yang bermain. Siapa ordal-nya. Satu per satu media ini bakal mengungkap melalui tulisan bersambung bertajuk “bongkar guru honorer siluman PPPK Madina”. *

Kita lanjutkan penelusuran dugaan guru honor siluman menuju SD Negeri 149, Kayulaut, Kecamatan Panyabungan Selatan, Madina. Di sekolah yang berada di jalan raya Hutarimbaru-Roburan, ini ada seorang security (satpam) PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power) dinyatakan lulus seleksi penerimaan PPPK Madina 2023.

Nama satpam tersebut adalah Apriandi. Ia sudah menjadi satpam di perusahaan panas bumi yang berada di Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Madina sejak 2016.

“Ia diterima sebagai satpam di SMGP sejak 2016. Selama kerja di perusahaan ini, setahu saya dia tidak merangkap sebagai guru,” kata sumber media ini yang tak mau disebut namanya pada, Minggu (28/1/2024).

Bahkan, kata dia, sampai sekarang Apriandi belum berhenti sebagai satpam PT SMGP. Namun sejak 3 Januari 2024, lalu tepatnya setelah masa libur semester ganjil pelajar SD, dia aktif sebagai guru olahraga di SDN 149 Kayulaut lantaran sudah dinyatakan lulus PPPK di sekolah tersebut.

Sumber lain menyebutkan, sebelum menjadi satpam di PT SMGP, Apriandi pernah menjadi guru honor sebentar. “Saya dengar saat belum kerja di sini ia mengajar, tapi berhenti sejak diterima sebagai satpam,” katanya.

BERITA TERKAIT  Eks Kekuriaan Sigalangan Tuntut PT PLS Hengkang dari Tanah Ulayat Mereka

Berdasarkan data kelulusan Apriandi pada seleksi PPPK Madina 2023, dia ikut seleksi melalui jalur Prioritas 4 (P4). Yakni, lulusan PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang terdaftar pada database kelulusan PPG di Kemendikbudristek dan/atau atau pelamar yang terdaftar di Dapodik.

Pada data GTK (Guru Tenaga Kependidikan) Dapodik disebutkan SIMPKB (Sistem Informasi Manajemen untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Apriandi dalam keadaan aktif.

SIMPKB merupakan program yang diwajibkan kemendikbud untuk diikuti seluruh guru untuk mengembangkan kemampuan kompetensi yang dimiliki. SIMPKB adalah program pemerintah yang ditujukan untuk guru yang ada di seluruh Indonesia.

Anehnya status kepegawaian disebutkan guru honor, padahal Apriandi tidak pernah menjadi tenaga honor di sekolah manapun sejak ia diterima sebagai satpam di PT SMPG 2016 lalu.

“Pelamar jalur P4 ini dijadikan para kepsek untuk membantu seseorang yang hendak diluluskan. Tujuannya macam-macam, bisa kita pahamilah,” kata seorang guru kepada media ini.

Bagaimana tidak, seseorang yang bukan goru honor di suatu sekolah, lantaran bakal ada tes PPPK, lantas dimasukkan namanya di Dapodik seolah ia guru di sekolah tersebut. “Pakai akal sehatlah, apa tidak data palsu dan kebohongan namanya,” tegasnya.

Perubahan terakhir data PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Dapodik atas nama Apriandi dilakukan, 9 November 2023, pukul 21.24. Lalu, sinkron terakhir sekolah ke Dapodik pusat dilakukan, 19 Januari 2024, pukul 21.35.

Sejumlah guru SD di Panyabungan Selatan menyebutkan ada dugaan data Dapodik Apriandi ‘disesuaikan’ dalam rangka memenuhi syarat seleksi PPPK Madina. Itu antara lain terlihat dari catatan status kepegawaian yang menyebutkan dia guru honor aktif. “Padahal bukan guru honor aktif,” katanya.

Kepala SDN 149 Kayulaut Imran menyebutkan ia baru menjabat kepsek di sekolah ini sejak 3 Januari 2024. “Soal data sebelumnya saya enggak paham. Pastinya, sejak 3 Januari 2024, pas saya masuk kali pertama ke sini, ketika itu juga Apriandi mulai mengajar. Jadi kami sama-sama masuk di sekolah ini,” katanya kepada Beritahuta.com, Minggu (28/1/2024).

BERITA TERKAIT  Gubernur Sumut Diminta Cabut SE tentang Galian C dan Lakukan Investigasi

Menurutnya, data-data mengenai Apriandi di Dapodik dimasukkan saat kepala SDN 149 Kayulaut dijabat Jenewar. Baru pada proses perubahan data Dapodik Apriandi, 19 Januari 2024, dilakukannya melalui operator.

Sejak 3 Januari 2024, kata kepsek, Apriandi mengajar di sekolah itu empat hari dalam sepekan—Senin sampai Kamis—dengan total 24 jam pelajaran. “Sampai sekarang dia masih tetap jadi satpam di PT SMGP, Senin hingga Kamis piket malam. Dua hari lagi, piket siang,” kata Imran.

Media ini sudah berupaya mengonfirmasi mengenai data Dapodik terhadap Jenewar, namun hingga berita ini ditulis belum berhasil.

Operator komputer SDN 149 Kayulayut Nur Halimah yang dihubungi, Senin (29/1/2024), mengatakan yang mengeluarkan SK (surat keputusan) pengangkatan Apriandi di sekolah itu bukan Jenewar, tetapi Khonidah, kepsek sebelum Jenewar. SK pengangkatan Apriandi tersebut per Januari 2023.

Jenewar dilantik sebagai kepsek SDN 149 Kayulaut, 2 Perbuari 2024, menggantikan Khonidah. Jenewar menjabat sampai Desember 2023, selanjutnya digantikan Imran.

Namun Nur Halimah mengaku tidak tahu nomor telepon Jenewar dan Khonidah. Dia juga tidak tahu persis dimana kedua mantan kepala SDN 149 saat ini menjabat kepsek.

Informasi yang didapat media ini menyebutkan, saat ini Jenewar kepsek di salah satu SD di Pidoli, Panyabungan. Sedangkan Khonidah, kepsek di salah satu SD di Kecamatan Hutabargot, Madina.

Nur Halimah yang ditanya mengenai data Dapodik Apriandi terkesan gugup. Dia mengakui nama satpam itu dimasukkan ke Dapodik dalam rangka ikut tes PPPK karena di sekolah itu butuh guru olahraga.

“Sekolah butuh guru olahraga, tapi kami tidak punya uang membayar honornya. Itulah sebabnya, Apriandi mendaftar melalui jalur umum. Syaratnya, namanya dimasukkan ke Dapodik,” katanya.

Ketik ditanya siapa guru olahraga selama ini di sekolah itu, Nur Halimah menyebutkan diisi para guru secara bergantian. “Guru-guru di sini secara bergantian,” katanya.(*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI