BERITAHUta.com—Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian RI Darmin Nasution mengaku pemerintah terus berupa menaikkan harga karet agar perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, membaik.
“Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya agar harga karet bisa naik. Tidak bisa radikal, harus pelan-pelan karena persoalan ini melibatkan banyak negara,” kata Darmin.
Ia menyebutkan hal itu ketika menyampaikan sambutan pada Pembukaan Pameran Pembangunan dalam rangka HUT ke-20 Madina di Lapangan Pasir Putih, Pidoli, Lintas Timur, Panyabungan, Kamis siang (7/3).
Ia mengatakan pemerintah sudah melakukan diplomasi dengan berbagai negara membahas persoalan harga karet yang rendah dalam beberapa tahun terakhir.
Memang, kata Darmin, dalam dua pekan terakhir harga karet mulai meningkat. Saat ini di tingkat petani harga berkisar Rp7.000,- hingga Rp8.000,- per kilogram. “Saya selalu melakukan koordinasi dengan pejabat terkait, seperti menteri PU, menteri Perdagangan, dan lainnya mencari solusi penyelesaikan masalah ini,” katanya.
Menurut Menko Perekonomian, secara regional Sumut bukanlah penghasil karet, tetapi lebih dikenal sebagai daerah sawit. “Bagi warga Madina tanaman karet justru menjadi andalan perekonomian sejak lebih dari seratus tahun lalu.”
Kualitas karet Madina harus lebih ditingkatkan. Peremajaan karet yang sedang produksi sekarang ini lebih banyak dilakukan secara tradisional. “Irambankon batu ni apea, ra topak (Dilemparkan biji karet, bisa tumbuh-red). Tanaman inilah sebagian yang sedang produksi sekarang, ” katanya.
Karena itu, lanjut putra Pasar Maga, Kecamatan Lembah Sorik Marapi (LSM), Madina, tersebut salah satu langkah yang akan ditempuh pemerintah agar kualitas produksi sesuai tuntutan pasar adalah melakukan peremajaan kebun karet.
Jika bibit karetnya kurang bagus, kualitas hasil produksi pun dipastikan kurang baik. Sehingga peremajaan tanaman perlu dilakukan sebagai upaya mengatasi persoalan harga karet sekarang.
Solusi lainnya, di beberapa daerah produksi karet akan digalakkan penggunaan aspal karet, seperti Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Dengan begitu, diharapkan harga karet bisa meningkat.
“Kita akan angkat, jadi harga karet akan naik terutama di beberapa sentra karet di Indonesia Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Kita harapkan ada terbentuk satu harga untuk masyarakat,” katanya.
Sementara itu, harga karet sempat jatuh di angka Rp 3.000 hingga 4.000 per kilogram (kg). Padahal, seharusnya harga karet idealnya berada di angka Rp 10.000 hingga Rp15.000 per kg. (tim-01)